Kisah nyata cerita misteri teror anak bajang hasil aborsi
Janin yang di aborsi itu juga tumbuh serta berkembang jadi anak bajang. Lantaran kurang memperoleh perhatian, ia juga menteror sang bunda yang sudah tega menghabisinya, Serta teror itu juga berlangsung waktu suami Pratiwi tengah memperoleh cuti tak berlayar.
Suara itu kembali ada, seperti malam-malam terlebih dulu, nada tangisan yang menyayat, yg tidak terang di mana tempatnya, senantiasa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari pojok ke pojok, Pratiwi dibuatnya kuwalahan untuk menemukannya, temukan di mana suara itu berasal.
Waktu nada tangisan anak-anak itu terdengar didapur, pratiwi juga lari ke dapur, lalu dicari-carinya disetiap pojok dapur. Seseorang diri saja hal semacam itu ia kerjakannya, meskipun dirumah ia tinggal berbarengan suami serta ke-2 anaknya yang masihlah kecil-kecil. Namun percuma Pratiwi tak pernah menemukannya, walau tiap-tiap pojok dapur telah di ubek-ubeknya.
Pratiwi nyaris putus harapan. Saat ini ia cuma sekedar duduk saja, sekedar duduk pada suatu kursi dengan ke-2 siku tertumpu sedemikian rupa di atas meja makan. Ke-2 telapak tangannya ditelangkupkan ke berwajah, keningnya basah oleh keringat, demikian halnya nyaris dengan sekujur badannya. keringat dingin, pada malam yang lumayan dingin.
Namun baru sebagian waktu melepas capek di dapur, nada tangisan anak-anak itu kembali nampak. Pratiwi kaget 1/2 mati, Pendengarannya di gunakan lebar-lebar nada tangisan terdengar terang dari ruangan depan. Pratiwi juga beranjak dari tempat duduknya, segera bergerak kedepan, langkahnya terayun mengendap-endap, ia mengharapkan dengan langkah yang tidaklah sampai menyebabkan nada, jadi dapat memergoki si empunya suara tangisan.
Dalam bayangan Pratiwi, yang menangis itu masihlah anak-anak, sekitaran umur balita, Pratiwi mengayunkan kakinya dengan hati yang berdebar-debar, Perasaan beberapa berharap kuatir menyelimutinya, makin dekat ayunan langkahnya ke sumber suara tangisan itu, hatinya makin mencekam.
Lantaran menduga nada tangisan itu ada di ruangan tengah, jadi ia juga mencari di tiap-tiap pojok ruangan tengah, tiap-tiap pojok yang dicurigainya diselidiki sedemikian rupanya. Namun percuma saja. Diruang tengah itu, Pratiwi tak temukan apa-apa. Lantas saat nada tangisan itu terdengar di ruangan tamu, jadi bergegaslah Pratiwi mengayunkan langkahnya ke ruangan tamu serta seperti terlebih dulu, demikian hingga diruang tamu, suara tangisan itu geser ketempat lain.
Pratiwi menghela napas panjang, perasaan putus harapan kembali menggelayutinya bercampur dengan rasa capek, jengkel serta dongkol. Menginginkan rasa-rasanya Pratiwi berteriak sekeras-kerasnya. Sebatas sebagai pelampiasannya, namun saat hal semacam itu bakal dikerjakannya, mendadak kesadarannya terbangun. Hasrat itu juga karuan saja tertahan. Ya, Pratiwi tidak mau bangunkan anak-anaknya dengan pelampiasaannya itu.
Sesaat suara tangisan anak-anak misterius itu masihlah berjalan, suaranya terdengar begitu menyayat hati, seakan minta di belas kasihani, nada itu masihlah saja berpindah-pindah, serta Pratiwi senantiasa tidak berhasil temukan dimana sesungguhnya tempatnya.
Puncaknya, Pratiwi juga kembali pada kamarnya. Ibnu suaminya tertidur dengan begitu pulasnya. Seakan sekalipun tak mendengar nada tangisan itu. Demikian halnya saat ia menengok ke-2 anak-anaknya di kamar, mereka juga tertidur dengan pulasnya. Sekalipun tak terganggu dengan nada tangisan bayi itu.
" Mas, bangun Mas! Bangun...., " puncaknya Pratiwi juga bangunkan suaminya, lewat cara menggoyang-goyangkan badannya.
" Ada apa? bertanya ibnu sesudah terbangun, dengan tanpa ada dapat sembunyikan kekagetannya.
" nada tangisan itu terdengar lagi, Mas...! " kata Pratiwi sembari memandang tajam pada ibnu. " itu, coba dengan baik-baik... Dengar tidak.. Mas? dengar?!, ''lanjut Pratiwi dengan ekspresi tercekam.
Ibnu berupaya buka pendengarannya lebar-lebar, ia mengharapkan bakal dengarkan nada tangisan bayi seperti yang diberitahukan istrinya. Namun percuma saja, lantaran ia tak dengarkan apa-apa, terkecuali nada binatang malam yang memecah kesunyian malam.
" Saya tak dapat dengarkan apa pun, Ma...! Saya tak mendengar nada tangisan bayi yang anda katakan itu, " Ibnu juga berterus jelas pada istrinya.
Pratiwi tak dapat sembunyikan kekecewaannya atas jawaban suaminya itu.
" Apakah benar Mas Ibnu tak mendengarnya? begitu terang demikian lho, Mas! itu, Mas...! itu, kedengarannya seperti ada diruang tamu, " Pratiwi memaksa suaminya untuk meyakini apa yang dikatakannya.
" Mana Ma?! mana? Saya betul-betul tak dapat mendengarkannya! janganlah ngacau anda!, " sergah Ibnu seraya bangkit serta beranjak keluar kamar menuju ruangan tamu. Pratiwi mengikutinya dari belakang, ia mengharapkan dapat temukan suatu hal diruang tamu. Tetapi percuma, di ruangan tamu tak ada apa pun, lantaran nada tangisan bayi itu terdengar Pratiwi telah beralih ke tempat lain.
Lantaran tak temukan apa pun diruang tamu, dengan begitu jengkel lantaran tidurnya sudah terasa terganggu, Ibnu kembali kekamarnya. Badannya di hempaskan ke tempat tidur, serta coba kembali tidur seperti awal mulanya. Lihat sikap suaminya yang seakan mengacuhkannya, Pratiwi begitu dongkol serta kecewa. Terlebih nada tangisan bayi itu kembali terdengar dengan begitu terang ditelinganya.
Nyaris semalaman Pratiwi tak tidur dikarenakan tangisan bayi yang seakan menterornya itu, Yang membuatnya heran, kenapa teror nada tangisan bayi itu malah berlangsung waktu suaminya ada di rumah yakni waktu suaminya cuti tengah tak berlayar. Bila teror itu berlangsung waktu suaminya tengah pergi berlayar pasti akan tidak beresiko pada hubungan dengan suaminya.
" Ma, nampaknya anda butuh memeriksakan diri ke seseorang psikiater, " kata Ibnu pada Pratiwi pagi itu sesudah ke-2 anaknya pergi kesekolah.
" bila Mas cuma menginginkan menyampaikan Saya telah hilang ingatan, tidak usah pinjam mulut seseorang psikiater, Mas! " sergah Pratiwi dengan begitu ketusnya.
" Anda janganlah salah kira demikian, Ma! untuk Tuhan, Saya tak ada maksud sekalipun untuk menyampaikan anda hilang ingatan! janganlah picik anda, Ma! kata Ibnu berapi-api, dengan menahan emosinya yang nyaris meledak.
Pratiwi makin tersinggung dengan perkataan suaminya yang menyampaikan dianya picik, kemarahan juga meledak mendadak. Tanpa ada ampun lagi, taplak meja yang diatasnya ada satu gelas kopi yang tinggal separoh gelas itu, ujungnya ditarik dengan sekuat tenaga, sampai gelas itu juga terlempar serta pecah berkeping-keping.
Sikap Pratiwi yg tidak terduga itu memantik kemarahan Ibnu, tanpa ada ampun lagi, dengan sekali loncat diringkusnya. pergelangan tangan Pratiwi di cengkeramannya kuat-kuat, Pratiwi juga meronta, ia berupaya melepas diri sedemikian rupa. Namun percuma lantaran yang berlangsung selanjutnya satu tamparan tangan Ibnu melayang di pipinya. Pratiwi juga menangis sejadi-jadinya.
Mulai sejak peristiwa itu jalinan keduanya jadi begitu terganggu. Nyaris tak ada perbincangan diantara keduanya, mereka cuma terlihat baik-baik saja didepan ke-2 anaknya, Demikian cuma berdua mereka kembali kaku. sekalipun kaku. Ibnu sendiri heran dengan kondisi tempat tinggal tangganyan itu. Sepanjang nyaris 12 th. itu berumah tangga, baru kesempatan ini biduk tempat tinggal tangganya seperti didera badai.
Dua hari lagi saat cuti Ibnu habis. itu berarti, Ia mesti kembali berlayar mengarungi samudera, berpisah dengan istri serta anak-anaknya. Mengingat semuanya, Ibnu jadi begitu gelisah. Ia menginginkan memakai saat dua hari yang tersisa itu dengan baik-baik saja. Namun rupanya susah sekali untuk melakukan perbaikan hubungan dengan istrinya. Sikap kaku Pratiwi juga tak juga beralih, meskipun Ibnu telah berupaya mencairkannya sedemikian rupa.
Dalam kondisi nyaris putus harapan, Ibnu pergi keseorang kenalannya yang dikira dapat menolong memecahkan persoalannya. Jolang menyongsong kehadiran Ibnu dengan penuh suka ria, sesudah basa basi seadanya Ibnu juga dengan cara terang-terangan bercerita apa yang berlangsung pada istrinya.
" sesungguhnya saya menginginkan memercayainya, namun saya tak pernah meskipun mendengar nada tangisan bayi itu. Apakah saya mesti membohongi diri saya sendiri, dengan pura-pura mendengarnya? saya tidak dapat kerjakan itu jolang... meskipun saya tau, dengan pura-pura yakin pada apa yang dihadapi istri saya akhir-akhir ini, dapat menyenangkannya.... " kata ibnu pada Jolang
" Demikianlah kebenaran, Ibnu... terkadang memanglah merasa begitu pahit dirasa, harusnya istrimu itu tahu kalau beberapa hal yang berbentuk gaib itu begitu khusus. Pengalaman mistik yang berlangsung pada seorang, tidak selamanya berlangsung pada yang lain meskipun ada didalam satu ruangan serta saat yang sama. Seperti anda serta istrimu dalam kasusmu ini, ''urai Jolang merespon perkataan Ibnu
" Saat saya tinggal dua hari lagi di darat, karenanya saya minta bantuanmu, Jolang... " pinta Ibnu penuh berharap.
''Saya tahu anda miliki kekuatan untuk beberapa hal yang berkaitan dengan yang dihadapi istriku itu... "
Jolang tak keberatan, sesudah Ibnu menceritakan panjang lebar atas peristiwa yang dihadapi istrinya, ia juga terasa ditantang untuk menunjukkan kebenarannya. Waktu itu juga jolang pergi kerumah Ibnu. Pratiwi yang telah cukup lama mengetahui Jolang menyongsong kehadiran teman dekat suaminya itu dengan suka hati. Dengan ketertarikan sekali ia katakan peristiwa yang di alaminya.
" Mas Ibnu tak yakin dengan yang saya alami Mas Jolang, " kata Pratiwi pada Jolang dengan cara jelas terangan
"kalau Mas Jolang ingin buktikan kebenaran dari perkataan saya ini, sebaiknya jangan pulang.Sebab,suara tangisan bayi itu muncul hampir selalu saya dengar ketika waktu lepas tengah malam.Sungguh Mas Jolang ,saya akan sangat berterima kasih ,jika Mas Jolang bersedia menerima penawaran saya ini..."
"Baiklah tiwi,saya tidak akan pulang sampai besok pagi,mudah-mudahan malam nanti suara tangisan bayi itu bisa kita dengar,syukur-syukur kalau bisa saya ketahui penyebabnya ,Hanya dengan mengetahui penyebabnya ,saya baru bisa memberikan solusinya.."kata Jolang.
"Ya Jolang,mudah-mudahan semuanya akan selesai dengan kedatanganmu ini,"tukas ibnu penuh harap.
Malam mulai mengepakkakn sayapnya dengan kedatangan Jolang itu,hubungan antara Ibnu dan Pratiwi mulai ada gejala membaik.Rupanya Prattiwi memberikan apresiasi positif terhadap upaya suaminya mendatangkan Jolang,yang dianggapnya cukup mempunyai bakat untuk urusan dunia supranatural.Dan malamitu,mulai ada tegur sapa di antara keduanya sekalipun masih canggung-canggung.
Waktu terus bergerak ,malam semakin merangkak tua.Langit terlihat murung,tanpa cahaya bintang dan rembulan.Satu-satunya cahaya alam adalah kerlap-kerlip kunang-kunang,itupun hanya satu atau dua ekor saja yang mengangkasa.Ibnu,Pratiwi,dan Jolang seperti di paksa menunggu sebuah peristiwa yang mendebarkan.Pratiwi terlihat cemassekali.ia khawatir,jika suara tangisan bayi yang didengarnya setiap malam sejak masa cuti suaminya ,tidak muncul dimalam itu.
"Teng...,"tiba -tiba terdengar suara lonceng dipukul satu kali,dan itu sebagai tanda kalau waktu telah menunjukan pukul 01.00
"sudah jam satu,"kata Pratiwi tiba-tiba
''Dan suara itu belum muncul juga ,kan?!" celetuk Ibnu seolah hendak menyindir Pratiwi.Pratiwi pun tidak bisa menyembunyikan kerisauannya ,ia takut sekali kalau suara tangisan bayi itu tidak muncul.Jika hal itu sampai terjadi ,maka Ia bisa kehilangan muka di hadapan Jolang.Diam-diam di puncak kerisauannya ,Pratiwi berdoa agar suara tangisan bayi yang terdengar malam-malam sebelumnya akan terdengar lagi malam ini.
Harapan Pratiwi tidak sia-sia ,suara tangisan itu pun muncul secara tiba-tiba,hingga membuat hati pratiwi sontak gembira.Bukan hanya Pratiwi saja yang mendengarnya ,tetapi juga Jolang
"Ya saya mendengarnya...jelas sekali,"kata jolang tiba-tiba
''Bagaimana Mas Ibnu?! Masih tidak percaya dengan yang saya alami ?'' tanya Pratiwi kepada Ibnu dengan penuh kemenangan.
"Maaf ,saya sama sekali tidak mendengarnya,Tetapi bukan berarti saya tidak percaya dengan kalian ,karena saya yakin di antara kalian berdua tidak ada persekongkolan,"kata Ibnu berusaha bijaksana
"Jolang,"kata Ibnu sambil menatap Jolang "saya mohon bantuannya untuk membebaskan istri saya dari suara-suara itu ,biar ketika berlayar nanti saya bisa tenang..."
"Baiklah Ibnu ,sepanjang saya bisa ,pasti akan saya lakukan ,"kata Jolang mantap.
"Tetapi maaf Jolang ...terpaksa saya tidak bisa menemanimu ,saya sudah ngantuk sekali,sudah nggak kuat rassanya.sekalil lagi maaf..."kamu biar di temani istriku saja ya?!" kata Ibnu seraya mohon diri dan langsung melenggang ke kamarnya ,setelah Jolang mempersilahkan.
Kini hanya tinggal berdua saja ,Pratiwi dan Jolang.Suara tangisan bayi itu masih jelas terdengar di telinga keduanya ,seperti malam-malam sebelumnya ,tempatnya selalu berpindah-pindah.Tetapi baru malam itu Pratiwi baru mencari sumber tangisan bayi itu hingga keluar rumah .Ya ,baru malam itu saja..
Langkah keduanya pun akhirnya terhenti di sebuah rumpun bambu yang terletak di sudut pekarangan belakang rumahnya .Tiba -tiba saja hati Pratiwi berdebar-debar saat menatap sebuah pohon yang ditanamnya sendiri sebagai tetengger atau tanda .Tanda bahwa beberapa waktu lalu ia telah menanam janin yang digugurkan dari kandungannya .Kenangan perselingkuhannya dengan lelaki yang mengisi kesepian-kesepian di saat ditinggal Ibnu berlayar.
"Penyebab ini....."kata Jolang tiba-tiba,dengan nada yang mantap sekali ssambil menunjuk ke arah tetengger itu."percayalah kepadaku mbak tiwi...sebenarnya ia hanya khawatir dengan kepulangan Ibnu ,perhatian mbak tiwi kepadanya berkurang .Jadi sebenarnya kemunculan di hampir setiap malam itu,hanya cara dia untuk mengingatkan mbak tiwi saja..!"
"Aduh ,bagaimana ini kalau Mas Ibnu sampai tahu,?''Pratiwi keceplosan ngomong hingga Jolang semakin merasa yakin ,kalau sudah ada yang tidak beres dengan istri kawannya itu.
"Saya mohon Mas Jolang ...sungguh ,saya memohon sekali kepada Mas Jolang ...Jangan sampai Mas Ibnu tahu akan hal ini.kasihan anak-anak kami ,kalau sampai terjadi perpisahan diantara kami..."
suara Pratiwi terdengar memelas sekali.
"Saya janji Mbak Tiwi....,tidak akan memberitahukan hal ini kepada Ibnu,"kata Jolang bersungguh-sungguh ,hingga membuat Pratiwi secara spontan mengekspresikan kegembiraannya dengan cara menjabat tangan Jolang sebagai ungkapan rasa terima kasih.
"Terima kasih Mas Jolang....Terima kasih....
Mas jolang sudah mau mengerti saya....,"ujar pratiwi basa-basi
"Tetapi satu hal yang mbak Tiwi harus ingat ,bahwa serapih-rapihnya menyimpan bangkai ,satu ketika akan tercium juga baunya,''kata Jolang membuat Pratiwi tiba-tiba tertunduk kelu
"saya hanya bisa berdoa saja,semuanya akan berakhir baik-baik saja ..."lanjut jolang meninggalkan kerisauannya tersendiri di sudut hati Pratiwi yang paling dalam.
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau