Bercumbu Dengan Hantu Arwah Penasaran Yang Belum Lama Meninggal
Gambar Bercinta Dengan Arwah Penasaran
Bercumbu Dengan Hantu Arwah Penasaran Yang Belum Lama Meninggal
Cerita yang menakutkan ini dihadapi oleh seseorang teman dekat, sebut saja ia Yanto. Yanto tinggal di satu diantara pojok Jakarta, yang masihlah ditempati banyaknya orang-orang berpenghasailan ala kandungannya. Sejatinya walaupun tampak kumuh serta sumpek, tetapi hidup serta kehidupan di perkampungan itu merasa damai.
Keduanya sama-sama kenal, sama-sama sapa bahkan juga sama-sama tawarkan apa pun yang barusan dimasak pada tetangganya yang hari itu di rasa tak seberuntung mereka. Perasaan senasib sepenanggungan, bikin semuanya yang mukim di perkampungan itu jadi seakan saudara. Menurut bang Benny yang datang dari Medan, ''kita di sini sedulur tunggal panggonan. ''
Ia mengutip kalimat beberapa transmigran jawa saat dibawa ke Deli untuk bekerja di perkebunan tembakau ; ada yang sedulur tunggal ayah, ibu, ada sedulur tunggal desa bahkan juga ada sedulur tunggal kapal. hingga lumrah Bang Benny menyebutkan semuanya yang mukim disitu yaitu saudara lantaran mukim ditempat yang sama.
Seperti umum, di pojok jalan ada satu gardu yang umum dipakai oleh warga pada sekedar duduk saat malam hari untuk melepas capek serta kemelut sesudah sepanjang hari bekerja. Ada yang bermain catur, gaple, bahkan juga ada yang juga menenggak minuman keras murahan sembari main gitar.
''Biar saja mereka minum seandainya tak rusuh''. kata Bang Benny.
''Yang rusuh paling Mas Yanto, dia itu pemabuk bukanlah peminum. terkena sedikit saja segera menceracau, ''tambah Bang Benny.
Selang beberapa saat Bang Benny mendatangi Mas Yanto yang barusan datang dari mengantar penumpang. Lelaki bertubuh tinggi kurus dengan rambut gondrong itu barusan duduk di pos ronda ssambil keluarkan duit pecahan sepuluh ribu serta bergumam ; ''join... join... buat beli intisari''.
Selang beberapa saat, sebagian lelaki yang tengah bernyanyi dengan diiringi gitar mendekat serta keluarkan beberapa duit dari dompetnya semasing.
''Oke... janganlah lupa beli kombinasi serta sodokannya. ''teriak Mas Yanto, pada seorang yang umum mereka suruh beli minuman serta leher dan kepala ayam goreng.
Tidak ssampai lima belas menit orang itu sudah kembali serta mengadakan semuanya yang sudah di belinya di Pos Ronda. Ada yang bertugas mencampurkan minuman di satu wadah, ada yang membagikannya pada siapa saja yang ingin serta ada juga yang cuma turut bernyanyi walau sebenarnya ia ikut keluarkan duit sebagai konsumen minuman.
Sesudah menenggak minuman sekian kali, Mas Yanto juga menceritakan... Malam jumat kliwon pada November 2014... waktu itu ia betul-betul kalut. Bagaimana tidak, bln. depan kontrakannya habis, sesaat anak sulungnya naik kelas serta adiknya masuk taman kanak-kanak.
Walaupun tak mesti membayar duit sekolah, tetapi kepentingan sang anak untuk baju, buku, tas serta sepatu terlebih untuk yang TK.. tidak bisa ditawar-tawar lagi. Si kecil yang cantik, cerdas, cerewet itu yaitu anak yang sangat ditunggu-tunggu oleh Mas Yanto. Sesudah terasa buah cintanya komplit, si sulung lelaki serta sikecil wanita, jadi Mas Yanto berjanji dalam hati bakal bekerja sekuat tenaga untuk membahagiakan keduanya.
Sesaat, di rumah, Sang istri cuma dapat berdesah, tengah si kecil dengan manja memohon Ayahnya untuk di belikan tas, sepatu dan beragam kepentingan yang berwarna pink. Pada akhirnya mendekati tengah malam berbarengan dengan habisnya minuman lantaran yang lain menginginkan beristirahat, jadi dengan fikiran kalut, Mas Yanto juga mengarahkan motornya menuju ke arah Mangga Besar siapa tahu bisa penumpang.
Tidak seperti umumnya, malam itu, ruas jalan Mangga Besar tidak seramai umumnya. Rasa-rasanya belum lama ia masuk areal yang dipenuhi dengan beberapa tempat jajanan, hotel dan hiburan malam, ada seseorang Wanita dengan baju seronok memanggilnya serta minta diantar.
Mas Yanto segera mengangguk sinyal sepakat. Ditengah perjalanan, si wanita cuma diam. Ia segera menyerahkan duit pecahan lima puluh ribu rupiah, sembari menyampaikan terimakasih serta memohon Mas Yanto supaya setiap malam menjemputnya ditempat yang sama. Bak kerbau di pas hidungnya, Mas Yanto cuma mengangguk.
Esoknya, ia kembali ketempat yang sudah disetujui untuk menjemput si wanita yang disebut pelanggan barunya. Kesempatan ini dalam perjalanan pulang, si wanita banyak menceritakan mengenai kekesalan hatinya pada pacarnya yang pergi tak tahu kemana sesudah menanamkan benih di rahimnya.
''Semua lelaki sama. Maunya enak sendiri, ''katanya dengan penuh kekesalan.
Mas Yanto cuma dapat diam. Rasa-rasanya tidak layak ia turut berkomentar lebih dalam lagi, terkecuali cuma berkata, ''Kalau Neng ingin mencari, saya siap mengantar. ''
Si Wanita yang duduk di boncengan cuma berkata, ''yah males. ''
''kalau males kelak siapa yang bertanggungjawab? kata Mas Yanto memberikan keyakinan.
''Kalau si mas bagaimana? '' Bertanya si wanita sembari tempelkan badannya ke punggung Mas Yanto.
Rasa pusing akibat minuman keras di lebih dengan situasi malam, dan aroma aroma serta badan sintal yang hangat mendekap punggungnya, bikin Mas Yanto jadi salah tingkah.
Seperti umum, di ujung gang yang sepi, diantara beberapa tempat tinggal tua yang tertutup rapat dengan sinar yang temaram si wanita berikan duit sebesar Rp 1. 000. 000, 00 sembari berkata, ''kebetulan ada rejeki serta terimakasih, sepanjang sepuluh hari Mas sudah sudi mengantar saya pulang''
''Neng.... tidak salah? ''tanya Mas Yanto.
si wanita menggelengkan kepala, berwajah berniat didekatkan ke Mas Yanto. Lantas tak tahu siapa yang mengawali, saat ini bibir keduanya berpagut sama-sama pilin.
Mas Yanto terbang ke awang-awang oleh lidah si wanita yang bermain-main dengan lincah menjelajahi sisi atas mulutnya. Saat tangan Mas Yanto mulai menjelajahi sepasang bukit kembar yang mulai mengeras bak sepasang kelapa gading, dari terlalu jauh, terdengar nada tiang listrik dipukul tiga kali oleh petugas jagalah malam sebagai sinyal hari telah jam tiga.
Dengan napas tersengal-sengal, Mas Yanto segera menahan muka wanita yang ada di depannya. Sesaat si wanita tersenyum manis.
''Pulang deh hati-hati dijalan, ''katanya sembari mengedipkan mata kirinya.
Mas Yanto cuma dapat mengangguk penuh penyesalan yang teramat begitu lantaran nafsu syahwatnya belum terlampiaskan. Sesampainya di rumah, sesudah bersihkan badan sekedarnya serta menempatkan duit dibawah bantalnya, ia juga segera tertidur sembari tersenyum....
Paginya sekitaran jam 10. 00 ia juga memberi duit itu pada istrinya, lalu melanjutkan tidurnya lagi. Sekitaran jam 20. 00 Mas Yanto tengah bersiap-siap untuk berkumpul serta minum intisari di Pos Ronda, mendadak di kejutkan dengan nada uluk salam yang sangat dikenalnya di depan pintu tempat tinggalnya.
''Joko...? '' bertanya Mas Yanto pada seorang yang ada di depan pintu tempat tinggalnya.
ke-2 teman dekat itu segera berpelukan. Maklum nyaris lima th. keduanya tak pernah berjumpa Mas Yanto mulai sejak terkena PHK tidak pernah pulang kekampung halamannya. Sesaat Joko yang mulai sejak muda suka menekuni dunia kebatinan menetap di Banjarmasin. Waktu dua gelas kopi serta kue cucur sebagai kesukaan sahabatnya di sajikan, mendadak Joko ajukan pertanyaan, ''rasanya kok bau mayat ya? ''
''Maksudmu? ''tanya Mas Yanto.
Joko tak menjawab.ia langsung terdiam.Matanya terpejam dan keningnya berkerut.suasana jadi mencekam,Istri Mas Yanto menatap suami dan tamunya secara bergantian.
Tak lama kemudian terdengar suara Joko lirih,''Baik...tapi jangan ganggu sahabat saya,alam kita beda,apalagi dia punya istri dan dua orang anak yang masih kecil-kecil.''
Sesaat kemudian Joko tampak membuka mata sambil tersenyum kecut.Ia menanyakan sejak kapan berkenalan dengan wanita malam yang baru sebulan meninggal karena sengaja menenggak segenggam obat tidur.
Di depan sahabat dan istrinya,tanpa ada satupun yang ditutup-tutupi,Yanto pun menceritakan apa yang baru di alaminya.Sambil menangis ia pun meminta maaf kepada sang istri atas segala kekhilafannya.
Usai itu,Mas Yanto di minta Joko untuk mengantarkannya ke tempat ia biasa bertemu dengan si wanita langganan ojeknya.sesampainya disana ,beberapa tukang ojek hanya memperhatikan Mas Yanto dengan pandangan penuh tanya.ketika Joko menanyakan apakah ada yang salah dengan sahabatnya,salah seorang tukang ojek menjawab dalam dialek betawi yang kental;
''Biasanya kalo udah tengah malem,abang itu dateng,duduk,ngomong sendiri,terus pergi dah!''.
''Joko menatap Yanto dengan pandangan penuh arti .''Berarti aku benar selama ini engkau dicintai dan diikuti oleh arwah penasaran.''
Yanto hanya terdiam.Ia merasa apa yang dialaminya itu seolah mimpi.Padahal peristiwa itu nyata adanya....
0 komentar:
Posting Komentar