Lengah Dan Sangat Terbuai Oleh Permainanya
Gambar Lengah Terbuai Permainanya
Lengah Dan Sangat Terbuai Oleh Permainanya
Cerita Dewasa Paling baruAqu seseorang wanita walaupun belum pernah merried namun pernah terkait intim dengan seseorang pria kekasihku satu tahun lebih waktu lalu. Jalinan kita sangat terpaksa berhenti satu tahun waktu lalu saat orang tuanya yang kaya raya tak menyepakati jalinan kita itu. Paling akhir ku dengan bekas kekasihku itu sudah merried serta geser kekota lain yang tidak mau kuketahui persisnya di mana.
Sekarang ini umurku 28 th. serta bekerja sebagai satu diantara karyawan di perusahaan swasta asing sebagai satu diantara staf public relation. Upah yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik serta ramah pada siapapun bikin Aqu diakui untuk hadapi bebrapa masalah pelik, serta terima tamu-tamu utama.
Satu hari Aqu di panggil oleh big bossku, dia mengeluh lantaran ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang serta kelihatannya boss kewalahan hadapi pertanyaan-pertanyaannya. Aqu ditugasi untuk temani tamu itu sepanjang di Jakarta.
Selalu jelas hatiku agak bergetar saat pertama kalinya berjumpa dengan Wijaya. Dia memiliki sex appeal yang mengagumkan, matanya tajam, mukanya bersih serta bicaranya jernih ditambah bajunya yang senantiasa rapi serta bermerk, termasuk juga aroma yang dipakai. Awal mula Aqu nervous juga dibuatnya, namun sesudah lama-lama jalinan kita semakin relaks. Aqu berupaya untuk sembunyikan ketertarikanku kepadanya, namun dia terlihat jadi berniat menggodAqu.
Awal mula dia ajak Aqu makan beberpa kali hingga Aqu santai. Selalu sehari dia ajakain Aqu ke cafe, nemenin dia minum, Aqu habis dua gelas wine kali walau sebenarnya Aqu tidak pernah minum. Aqu rasa-rasanya tidak mabuk namun tubuh Aqu rada hangat serta santai. Selalu dia ngajakin nonton, Aqu ingin saja lantaran tidak sangat malam. Lantaran yang nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul Aqu. Anehnya Aqu diem saja, rasa-rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat Aqu diem saja dia semakin berani, mukanya mulai di deketin ke Aqu namun Aqu nolak bila dia ingin cium bibir Aqu. Namun lebih kronis lantaran yang dia cium telinga serta leher Aqu lama-lama lagi. Walau sebenarnya itu termasuk juga daerah peka.
Nampaknya dia paham Aqu mulai ser.. ser an.. Tangannya mulai turun ke dada Aqu dari bahu. Tangannya lihai banget walau dari luar putaran-putaran jarinya dapat bikin Aqu sesak lantaran buah dadAqu mengeras. Tangannya selalu Aqu pegang, namun yang satu ketahan yang lain aktif, dia sukses buka kancing-kancing bajuku sisi atas, tangannya muter-muter di atas BHku yang tidak tebal, malu juga rasa-rasanya bila dia paham pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, serta.. Wah kritis nyatanya dia telah turunkan tali beha serta bajuku hingga ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behAqu, serta sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya..
Demikian buah dada Aqu terekspos dia tidak segera caplok namun pentil Aqu yang keras disengol-sengol dahulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat saja telah sukses bikin putingku semakin keras. Selalu dia ciumin pelan pelan buah dadAqu yang 34C itu awal mula sisi bawah selalu melingkar hingga nyaris semuanya sisi buah dadAqu di cium lembut olehnya. Belum senang menggoda Aqu lidahnya lalu mulai menari-nari diatas buah dadAqu. Aqu tidak tertahan mulai mendesah. Pada akhirnya apa yang Aqu cemaskan.kuatirkan berlangsung lidahnya mulai menyapu sekitaran puting serta pada akhirnya..
Akh.. Putingku tersapu lidahnya.. Perlahan-lahan semula, semakin lama semakin kerap serta pada akhirnya putingku dikulumnya. Saat akau terasa nikmat dia melepaskannya.. Serta lalu mulai mengecup dari sisi pinggir lagi.. Perlahan-lahan mendaki ke atas serta kembali ditangkapnya putingku. Kesempatan ini putingku digigit perlahan-lahan sesaat lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang diakibatkan mengagumkan, semuanya hasratku yang kupendam sampai kini terasanya terpancing keluar serta berontak untuk selekasnya dipuasi.
Lihat Aqu mendesah di lebih berani. Terkecuali menggigit-gigit kecil putingku sambil lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Selalu jelas saja sepanjang menjanda Aqu belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam sampai kini nampaknya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut serta pahAqu. Dia paham badanku merinding menahan nikmat, lantaran kulitku mulai seperti strawbery titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki serta saat ini ada diselangkanganku.
Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahAqu dipinggiran CDku. Hal semacam ini menyebabkan sensasi serta nikmat yang mengagumkan. Aqu tidak bisa duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aqu telah tidak bisa lagi sembunyikan kesenangan yang kualami. Hal semacam ini dia kenali dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu pada akhirnya tidak dapat kutahan saat dia memaksa menyelusup di balik CDku serta segera temukan clitku. Dengan gemulai di memainkan jarinya hingga Aqu sangat terpaksa tutup bibirku supaya lenguhan yang keluar tidak terdengar oleh pemirsa lain. Jarinya lembut menyentuh clitku serta gerakannya memutar bikin badankupun terasanya berputar-putar.
Pada akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di kemaluanqu. Serta dia paham persis hingga dia mengintensifkan serangannya. Pada akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat serta kuhujamkan bibirku ke bibirnya serta badanku bergetar. Dia dengan sabar tetaplah mengelus clitku membuatku bergetar-getar seakan tidak berhenti. Lubang kemaluanqu yang basah digunakan denga baik olehnya. Sesaat jari jempolnya tetaplah memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang bisa dilAqukan lelaki pada wanita. Aqu menggap-menggap dibuatnya. Tak tahu berapakah lama dia membuatku seperti itu serta beberapa kali sudah Aqu alami klimaks, namun tak ada tanda tanda bagaimana dia bakal mengakhiri permainan ini.
Pada akhirnya Aqu yang mengawali.. Hilang ingatan.. Tak tahu apa yang mendorongku, tanganku tahu tahu meraba-raba selangkangannya.. Di sana jemariku temukan gundukan yang mulai mengeras. Demikian tersapu oleh belaianku, gundukan itu beralih jadi batang hangat yang mengeras. Tak tahu kenapa Aqu jadi suka menggodanya, jariku selalu membelai turun naik selama batang itu yang menurutku supaya mengagumkan ukurannya. Dengan cara perlahan-lahan batang itu jadi tambah panjang serta besar menyebabkan getaran-getaran yang membuatku kembali meraih klimaks. Saat klimaks tanganku dengan cara tidak berniat meremas-remas bola-bolanya hingga dia juga terangsang.
Sembari mengecup daun telingAqu Wijaya berbisik.. Shall we.. Go.. Aqu tidak tahu mesti bagaimana.. Serta menurutinya saja saat dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk serta jalan mengikutinya.. Keluar bioskop.. Melalui mall serta akirnya hingga di lobi satu hotel yang menyatu dengan bioskop serta mall itu. Langkahku agak tersendat saat melalui lobi.. namun jari tanganku tergengam erat kepadanya serta dia dengan begitu tentu menggiringku kerah lift yang mengantarkan kita ke kamar yang nyatanya sudah disiapkan terlebih dulu olehnya. Didalam lift Wijaya pernah mencium bibirku dengan lembut.. Seperti mencium kekasihnya.. Ini bikin badanku jadi tambah lunglai.
Aqu tertegun berdiri di depan kamar yang sudah di buka pintunya oleh Wijaya, serta dia dengan sopan mempersilahkan Aqu masuk. Sebagian waktu Aqu berdiam di depan pintu bimbang. Lihat kebimbanganku Wijaya tak berikan peluang dianggkatnya badanku dengan ke-2 tangannya yang kekar serta dibopongnya kau masuk. Dengan cekatan dia tutup serta mengunci pintu. Aqu pernah berontak namun kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama serta dalam hingga kesenangan tidak selesai di bioskop tadi kembali nampak. Sembari membopong Aqu Wijaya selalu melumat bibirku serta perlahan-lahan tetapi tentu dia jalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada pada ruangan suite itu. Aqu agak gelisah lihat kondisi ini.
Wijaya mengerti hal semacam itu serta tanpa ada melepas ciumannya dia turunkan badanku dengan perlahan-lahan pas di tepi ranjang. Kita bertemu berpandangan sesaat, dia tersenyum serta kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah serta atasku bertukaran serta berupaya menghidupkan gairahku kembali. Aqu berdesah kecil saat tangannya memeluk pinggangku serta menarik badanku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan-lahan mengecup bibirku, lidahnya merambat di antara dua bibirku yang tanpa ada sadar merekah menyambutnya. Lidah itu demikian lihai bermain di antara ke-2 bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar.
Sapuan lidahnya menyebabkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, hingga perlahan-lahan lidahku dengan malu-malu ikuti gerakan lidahnya mencari serta ikuti kemana lidahnya pergi. Serta saat lidahku menjulur masuk mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, serta menjepit lidahku di antara lidah serta langit-langit. Badanku menggeliat menahan nikmat yang muncul. Aqu terasa melayang tidak berdasar, dampak minuman juga memberi Aqu kehilangan kontrol.
Ketika tersebut Aqu terasa Wijaya buka kancing-kancing gaun malamku yang terdapat dipunggung. Badanku sedikit menggigil saat, angin dingin dari mesin AC menimpa badanku yang perlahan terbuka saat Wijaya sukses melorotkan gaun malamku kelantai. Aqu buka matAqu perlahan serta kulihat Wijaya tengah memandang badanku dengan tajam. Dia terlihat tertegun lihat badan mulusku yang cuma terbungkus baju dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bebrapa sisi badanku dengan cara perlahan-lahan. Pandangannya agak lama berhenti di bagian dadAqu yang membusung. BH ku yang memiliki ukuran 34D memanglah nyaris tidak mampu menyimpan bongkahan dadAqu, hingga menghadirkan panorama yang mengundang syahwat lelaki.
Tatapan matanya cukup bikin badanku hangat, serta dalam hati kecilku ada perasaan suka serta bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aqu terseret maju saat lengan Wijaya kembali merangkul pinggangku yang ramping serta menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas saat sembari memelukku Wijaya mengecup bebrapa sisi leherku sembari tidak henti-hentinya membisikan pujian-pujian bakal kecantikan bebrapa sisi badanku. Pada akhirnya kecupannya hingga di daerah telingAqu serta lidahnya dengan cara lembut menyapu sisi belakang telingAqu.
Aqu menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Wijaya telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tahu itu sehingga hal itu dilAqukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Wijaya berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar Aqu tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingAqu hingga pangkal leherku. Aqu tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Wijaya sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai.
Tubuhku terasa melayang, ternyata Wijaya telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Wijaya menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya Aqu menikmati pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Wijaya yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Wijaya duduk di ujung ranjang. Aqu berusaha menduga-duga apa yang akan dilAqukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunung-ujung jari kakiku. Aqu menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Wijaya memohon agar dia dapat melAqukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. Akhirnya Aqu biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku.
Aqu merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. MatAqu terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku. Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat Aqu lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahAqu terbuka. Wijaya dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahAqu. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Wijaya menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahAqu. Aqu berteriak tertahan ketika Wijaya mendaratkan bibirnya diatas gundukan kemaluanqu yang masih terbungkus celana dalam. Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Wijaya terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum.
Aqu berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran klimaks mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Wijaya, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Wijaya. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Wijaya tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aqu agak tersentak, tetapi puncak klimaks yang semakin dekat membuat Aqu tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit kemaluanqu yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Wijaya.
Dengan perlahan lidah Wijaya menyentuh belahannya, Aqu menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan kemaluanqu, puncak klimaks tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Wijaya, tubuhku bergerta-getar dan melonjak-lonjak. Wijaya tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik clhitorisku, ketika puncak itu datang. Aqu merasa-dinding-dinding kemaluanqu mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong kemaluanqu secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama.
Wijaya nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aqu tak lagi bisa menghitung berapa kali Aqu mencapai puncak klimaks. Wijaya kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian Aqu merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah.
Wijaya membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir kemaluanqu. Meskipun tidak terlihat olehku, Aqu bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Wijaya itu. Dia mempermainkan kepala kemaluannya di bibir kemaluanku di gerakan ke atas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala kemaluan itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam.
Aqu merintih panjang ketika Wijaya membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aqu merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding kemaluanqu yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Wijaya membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan kemaluanqu. Kemudian Wijaya mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat.
Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang klimaks kembali membumbung, dinding kemaluanqu kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Wijaya seolah-olah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Wijaya, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.
Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Wijaya melAqukan gerak menusuk. Wijaya nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut. Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam kemaluanqu, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam kemaluanqu berkali-kali. Aqupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak klimaksku tercapai.
Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuAqui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kita kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.
0 komentar:
Posting Komentar