Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Selasa, 09 Agustus 2016

Cerita Seks Bercinta Dengan Adik Kelasku Yang Masih Perawan

Unknown

Adik Kelasku Yang Masih Perawan

                                                               Gambar Cerita Seks

Adik Kelasku Yang Masih Perawan

Nama saya James (samaran). Saya seseorang mahasiswa di satu kampus swasta yang cukup populer di Bandung. Satu hari mendekati ujian akhir semester, saya di ajak oleh adik kelasku untuk belajar berbarengan. Saya terima saja, lantaran dari dahulu sejak ia masuk ke jurusanku, saya memanglah telah menginginkan jadi pacarnya. 

Perawakannya cukup cantik, dengan badan yang ramping tertangani, serta pastinya kulit yang putih lantaran ia keturunan Cina. Laura namanya. Demikian Laura mengajakku, sudah pasti kujawab, 

“Mau.. ” 

“Jam berapakah? ” tanyaku. 

“Jam 3 sore, di rumahku, janganlah terlambat soalnya kelak tidak usai belajarnya”, jawabnya. Wah, peluang nih, fikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya lantaran bapak serta ibunya yang repot mencari nafkah diluar pulau Jawa. 

Pulang kuliah, saya segera bergegas pulang, lantaran kulihat telah jam 14 : 30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang seumpamanya bakal digunakan kedalam tas, lantaran takut terlambat. Sesampainya dirumah Laura, saya segera memencet bel yang ada di gerbang depan tempat tinggalnya, tempat tinggalnya tidaklah terlalu besar, namun cukup nyaman nampaknya. Pernah saya ajukan pertanyaan, kok tempat tinggalnya sepi banget. 

betul-betul sepi. 

“Langsung saja kita ke ruangan tengah, yuk  ” ajaknya. 

Sesampainya di ruangan tengah, saya segera duduk di karpet lantaran tak ada sofa. Ruangan tengahnya di desain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang dibarengi rack majalah di bawahnya. 

“Tunggu yah, saya ingin mandi dulu”, tuturnya, 

“Habis keringatan setelah senam nih  ” Nyatanya saya baru tahu bila tubuhnya bagus lantaran ia kerap senam. 

“Kamu mulai saja dahulu, kelak terangin ke saya yah”, tuturnya. 

“Kalo ingin minum, ambillah saja sendiri, soalnya pembantuku tengah sakit, dia lagi tiduran di kamarnya. ” 

Cukup lama saya belajar sembari menunggunya serta pada akhirnya saya jemu serta melihat-lihat majalah yang ada dibawah meja di depanku. 

Yang memiliki Penis Terpanjang Di Dunia 
Kulihat semua majalah wanita, dari mulai kawanku, kosmo, serta majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa ada berniat, saat kulihat-lihat kutemukan satu majalah yang berisikan photo cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di dalam majalah bhs jepang itu. Saya pernah kaget memandangnya. 

Berbarengan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di pojok kamar tengah dimana saya duduk. Dia keluar menggunakan kimono kain handuk putih. Lantaran keasyikan, saya tak sadar bila dia mendekatiku. Kupikir dia tentu masuk ke kamarnya untuk kenakan pakaian terlebih dulu. 

Saya pernah grogi, lantaran saya belum pernah didekati oleh wanita yang cuma memakai pakaian mandi, lantaran di rumahku tak ada saudara wanita, jadi saya terasa tak umum. 

“Ih, anda, diminta belajar jadi bebrapa simak yang aneh-aneh. ” 

“Ini mah tidak aneh atuh”, kataku, 

“Aku juga miliki, serta tubuhku juga seperti gini loh  ” bisikku sembari menunjuk ke satu diantara jenis cowok di majalah itu. 
Saya memanglah telah ikut-ikutan fitness mulai sejak kelas 2 SMU, tidak heran bila saya lebih populer lantaran tubuhku yang bagus di banding kegantenganku. 

“Ah, saat? ” tuturnya, 

“Gua tidak yakin ah. ” 

“Kamu kok tahan sih bebrapa simak kaya beginian? ” tanyaku. 

“Mana ada yang tahan sih? ” balasnya. 

“Tadi lagi nunggu kamu dateng kesini saja saya sempat bebrapa simak dahulu majalah itu lho  Jadi kamu tau khan, mengapa saya lama mandinya? ” jawabnya sembari tersenyum mesum. 

“Ihh, kamu ini” balasku, 

“Ternyata sukai juga ya sama yang gituan. ” 

“Iya dong, namun, James tuturnya jika maen segera lebih enak ya di banding masturbasi? ” tanyanya. Saya pernah kaget saat dia bertanya hal yang demikian dalamnya. 

“Kata kamu, kamu serupa ama yang di photo majalah itu, buktiin dong. ” 

Wah, kupikir ini cewek telah horny banget. Saya pernah grogi untuk ke-2 kalinya, saya hanya dapat tersenyum.

“Iya sih tuturnya, namun khan.. ” 

Belum usai saya bicara, dia segera mencium bibirku. 

“James, tau tidak jika saya tuh sebenarnya telah seneng banget ama kamu sejak saya ketemu kamu”, bisiknya sembari mencium bibirku. Saya kaget serta responku hanya dapat terima saja, soalnya enak sih rasa-rasanya. Selalu jelas saya belum pernah di cium oleh cewek hingga seenak itu, dia betul-betul pakar. 

Tanpa ada sadar, posisinya telah ada diatas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sembari menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, serta dia mendesah, 

“Akh.. enak sekali  ” Kuteruskan aksiku hingga ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, serta kugosok-gosok. Desahannya makin keras, serta mendadak dia berhenti. 

“Wah, kok berhenti? ” saya ajukan pertanyaan dalam hatiku. Segera saja kubisikkan kepadanya kalau saya juga benar-benar menginginkannya jadi pacarku mulai sejak awal berjumpa. 

“Lalu kenapa anda tidak katakan ama saya? ” tanyanya. 

“Karena saya takut bila perasaan kita tidak sama”, jawabku. Dia pernah terdiam sesaat. 

Segera muncul fikiran kotorku. 

“Udah tanggung nih”, fikirku. Batang kemaluanku benar-benar telah bedenyut-denyut mulai sejak tadi. Segera saja kubuka pakaian mandinya, serta kukulum serta kuhisap buah dadanya. Dia terima saja, jadi terasa keenakan, hal semacam ini tampak dari ekspresi berwajah. Putingnya jadi mengeras serta selang beberapa saat, dia mendesah, 

“Aakh.. ” waktu kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah. artseks. com 

Saya makin terangsang, batang kemaluanku betul-betul sakit rasa-rasanya. 

“Sayang, bisa kan bila saya menjilati lubang keramatmu? ” Dia mengangguk sinyal sepakat. Segera saja kujilati liang kewanitaannya terlebih daerah klitorisnya. Lumayan lama saya menjilatinya hingga saya terasa mulutku kering sekali. Pada akhirnya dia mendesah panjang, 

“Aakhh.. saya ingin keluar James.. ” Tampak cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya sangat merangsang serta rasa-rasanya tambah lebih merangsang lagi. 

“James, maen beneran yuk? ” ajaknya. 

“Wah, hilang ingatan juga nih cewek”, fikirku. 

Lantaran batang kemaluanku telah sakitnya bukanlah main, segera saja saya iyakan. Lantas kubuka semuanya pakaian serta celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, serta kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, serta mulai kumasukkan batang kemaluanku yang telah tegak itu. Sempit sekali, nyaris tak dapat jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, 

“Stop James, sakit tau. ” Saya tak menghiraukannya serta selalu menghimpit batang kemaluanku hingga rasa-rasanya kepala batang kemaluanku menabrak suatu hal. Lantas saya mulai memaju-mundurkan tubuhku ke depan serta ke belakang. 

Laura mulai terasa enak, dia telah tak menjerit lagi. 

“Tuh enak kan”, kataku. 

“Iyah”, jawabnya, 

“Bener enak sekali.. lebih cepet dong James. ” 

Kupercepat permainanku, serta dia mendesah, 

“Ah.. ah.. ah.. ” lantaran terasa nikmat. Lama juga saya mengocoknya. 

Selang beberapa saat, 

“James.. saya ingin keluar lagi. ” 

“Sama”, balasku. 

“Sedikit lagi, James.. Aakkhh.. enak sekali James”, berbarengan dengan itu, saya juga keluar serta kukeluarkan semua spermaku didalam liang kewanitaannya. 

Batang kemaluanku merasa hangat serta nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar serta kulihat tetesan darah di karpet. Saya pernah kaget, bermakna dia masihlah perawan. Saya pernah terasa suka banget saat itu. 

Laura bangun serta dia kaget waktu lihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15, 5 cm diameter 3, 5 cm. Segera dia kulum batang kemaluanku, yang telah ingin tidur lagi. Demikian dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi lantaran nikmatnya. 

Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku serta menjilat semua sisi batang kemaluanku hingga masuk semuanya, hingga pada akhirnya saya terasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku serta, 

“Creet.. creet.. creet.. ” spermaku keluar, dia hisap serta beberapa muncrat ke berwajah.

“Hmm.. enak sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama.

Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman.

Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara,

“James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang.

Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar.

“Akkhh..” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya.

“Ahh.. ” desahnya,

“Gini lebih enak James..”

Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya.

“James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali.

Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek.

Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib