Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Selasa, 09 Agustus 2016

Cerita Seks Pengalaman Pertamaku Bermain Seks

Unknown

Pengalaman Pertamaku Bermain Seks

                                                                     Gambar Cerita Seks

Pengalaman Pertamaku Bermain Seks

Nama saya Joko, saya terhitung baru terjun kedalam Cerita Tempat tinggal Sex ini, site ini saya dapatkan dengan cara tak berniat. Mulai sejak kecil saya kerap berpindah-pindah lantaran ikuti bapak saya yang pegawai bank. 

Saya saat ini nyaris merampungkan kuliah di satu diantara kampus di ibukota, yang tuturnya universitas perjuangan orde baru. 

Usia saya 24 th., semestinya saya telah lulus satu tahun waktu lalu, namun lantaran saya repot kerja serabutan plus main saham jadinya baru saat ini pernah turut ujian ‘kompre’ semoga lulus, doain ya? 

Saya mulai lakukan masturbasi mulai sejak akhir kelas 4 SD, di ajarkan oleh rekan saya yang bernama D. Tuturnya bila saya mengocok kemaluan saya pada akhirnya bakal merasa nikmat. 

Awal mulanya saya sekalipun tak terpikir apa yang dia maksud, untuk saya nikmat yaitu jika dibelikan mainan oleh bapak, atau dijajani bakso oleh ibu saya. Demikianlah, pada akhirnya hingga saat ini saya masihlah teratur mengerjakannya dengan tangan saya atau mungkin dengan guling (untuk yang lelaki serta miliki guling tentu tahu bagaimana langkahnya). 

Mulai sejak kecil saya senantiasa tertarik serta kagum pada wanita, bahkan juga beberapa besar teman dekat saya yaitu wanita. Saya pacaran (yang serius) telah 18 kali, selalu jelas semula saya juga kaget dengan bilangan ini (meskipun toh saya meyakini tentu ada yang tambah lebih dari itu, sesudah membaca nyaris semuanya cerita di site ini). 

Ini yaitu cerita dari satu diantara pacar saya (yang paling akhir serta masihlah hingga saat ini). 

Pacar saya bernama si A, saya kenal dia dari rekan saya yang anak Tar-Q, secara singkat dalam 1 minggu saya resmi jadi pacarnya (detilnya tidak usahlah). 

Awal mulanya kami berdua cuma berani lakukan petting di mobil. Dengan CD yang masihlah menempel kami berdua sama-sama menggesek-gesekkan kemaluan hingga keduanya terpuaskan, kami mengerjakannya di mobil Starlet saya. Pernah satu malam waktu kami tengah lakukan petting, ada tukang nasi goreng melalui dengan petromaks yang super jelas, meskipun kaca mobil saya telah 70% urung juga dia bisa lihat apa yang kami kerjakan, semula saya menduga dia bakal cuek bebek. 

Nyatanya dia menggedor kaca mobil saya, waktu saya nyaris meraih orgasme. Bila A tak menahan saya seraya nyaris menangis, pasti berlangsung pertumpahan darah malam itu tak tahu saya atau dia yang mati. A tinggal di Bogor berbarengan keluarganya, selang beberapa saat sesudah A lulus, ia geser ke Jakarta menetap dirumah dinas ayahnya di bilangan kompleks PH. 

Dirumah itu A tinggal berbarengan kakak tertuanya (yang 99% senantiasa ada diluar tempat tinggal) serta tantenya yang bekerja serta pulang jam 20. 00. Pada akhirnya A di terima bekerja di satu diantara bank asing yang tetaplah berdiri tegak ditengah krisis ini. Kami makin leluasa lakukan petting di tempat tinggalnya yang praktis tak ada orang. 

Pernah satu kali tantenya pulang ke Bogor serta kakaknya pergi ke luar kota, serta kami berdua betul-betul bebas. Seperti umum, acara petting diawali, dia mulai mendesah setiap saat penis saya yang menegang saya gesekkan pada clitorisnya berbarengan dengan jilatan-jilatan saya pada lubang telinganya. 

“Aahh.. Mas.. mmhh.. ”, erangannya terdengar begitu merdu di telinga saya. Saya makin bernafsu untuk lakukan apa pun, jari-jari saya ‘bergerilya’ masuk kebalik CD-nya serta mulai meraba-raba clitorisnya dengan gerakan perlahan-lahan yang semakin cepat.. semakin cepat, 

“Aahh.. ahh.. ahh.. ahh.. ahh.. Jokkoo.. aahh”, dia mengerang sembari memeluk saya erat-erat, sebentar saya kesusahan lakukan manuver dengan tangan saya, lantaran himpitan buah dadanya.

Saya makin giat mempermainkan clitorisnya, serta mulai meraba masuk dalam serta dia terperanjat sebentar, namun lalu membiarkan saya, sesaat tangan saya yang lain mendekap serta memeluk punggungnya supaya dia terasa aman serta tenang. 

Jari-jari saya mulai meraba masuk kedalam vaginanya, saya rasakan lubang itu begitu basah serta menyebabkan bunyi 

“Clekk.. clekk.. clekk” setiap kali jari tengah saya keluar masuk (untuk sebagian waktu, saya melupakan penis saya). Saya begitu excited dengan pengalaman pertama saya ini (meskipun banyak mempunyai koleksi film VCD, VHS ataupun BETA, tetap harus..). Saya berupaya memasukkan jari telunjuk saya dengan harapan A bakal makin terpuaskan serta sangkaan saya benar! 

“aahh.. ” dia berteriak agak keras sebelumnya lalu meneruskan dengan rintihan-rintihan kecil yang susul-menyusul. 

Saya mengambil keputusan untuk memberi kenikmatannya lagi, saya mulai mempermainkan clitorisnya lagi dengan jempol saya, sesaat ke-2 jari yang lain tetaplah mondar-mandir didalam vaginanya. Saya begitu kaget lantaran A menggelinjang demikian hebat, hingga tangan kiri saya nyaris tidak kuat memeluknya. Sebagian menit lalu ia mulai mengerang panjang 

“aahh.. aahh.. ” sebelumnya pada akhirnya badannya terkulai lemas dipelukan saya. A lalu tersenyum memandangi muka saya, ia lalu mencium bibir saya dengan begitu lembut sekali serta saya mulai teringat dengan penis saya (yang belum memperoleh jatah). 

Lalu saya keluarkan tangan saya dari balik CD-nya. Ia agak terhenyak kaget saat ke-2 jari saya melepas diri dari vaginanya, seakan takut akan tidak memperoleh kesenangan itu lagi. Saya mulai memeluknya dengan ke-2 iris tangan saya, sesaat tangan kanan saya yang basah oleh cairan vaginanya mulai menanggalkan kancing pakaiannya. 

A tampak makin bergairah tahu kalau permainan yang semakin besar selekasnya bakal diawali. Ia juga berupaya melepas baju saya dengan terburu-buru. Badan sisi atasnya cuma terbungkus BH saat ini, serta ia sudah sukses juga menanggalkan pakaian saya. 

Saya berupaya melepas BH-nya dari belakang, serta pada akhirnya buah dadanya tak ditutupi sehelai benang juga, ia mulai memeluk saya erat-erat, menggesek-gesekkan putingnya pada dada saya yang berbulu, saya mulai mengulum bibirnya, lidah kami sama-sama berpagutan. 

Tidak lama, lidahnya mulai menjilati sisi langit-langit mulut saya. Saya mengerang tetapi tidak bisa bicara apa-apa sesaat A makin buas tahu saya suka pada permainan lidah itu. Saya makin tidak bisa mengontrol diri serta mulai buka celana panjang saya serta jatuh berantakan di lantai ruangan tamunya. Saya mulai mencabut roknya dengan gerakan terburu-buru. 

Celana dalamnya yang berwarna putih rupanya sudah basah oleh permainan kami tadi, saya memelorotkan CD-nya serta melemparkannya ke sofa di ruangan tamu berbarengan dengan pakaian kami berdua. Kami berdua telanjang bulat di ruangan tamu tempat tinggalnya. Pada akhirnya saya mulai membaringkan dia di sofa serta menciumi lehernya serta menjilati buah dadanya. 

Gigitan-gigitan saya pada puting payudaranya bikin A makin bernafsu serta memeluk saya lebih erat serta mulai meraba-raba punggung saya dengan kukunya. Saya makin tak sabar, serta memasukkan dua jari sekalian dalam vaginanya. artseks. com 

Ia kaget sebentar lalu rasakan kesenangan yang tambah lebih hebat dari mulanya, ini saya rasakan dengan gerakannya yang semakin kuat serta gelinjangannya yang semakin banyak. 

Ia mulai merintih serta melenguh serta saya mendengar dengus nafasnya yang semakin memburu. Saya telah tak tahan lagi! Saya mengarahkan penis saya dalam liang vaginanya, merasa sempit, begitu sempit! Ia kaget sekali saat saya mengerjakannya, 

“Jangaan.. janganlah.. ”, ia menampik. Saya keluarkan penis saya yang beberapa sudah masuk tadi, serta mulai menciuminya lagi. Saya pernah tersenyum kepadanya, serta ia membalas dengan pandangan mata yang campur aduk lantaran sadar kalau keperawanannya bakal hilang sebentar lagi. Saya menggendongnya ke kamar tidurnya yang tidak jauh dari ruangan tamu. 

Diatas kasur saya buka lebar-lebar ke-2 iris pahanya hingga vaginanya terkuak. Saya mulai menciumi bibirnya, lehernya, payudaranya turun ke perutnya. Ia melonjak sedikit saat saya menciumi perutnya, lalu saya mulai menjilati clitorisnya serta memasukkan jari tangan saya lagi. 

Vaginanya lebih basah dari yang tadi serta setiap saat jari saya menyeruak dalam merasa ada cairan yang lumer keluar. Saya tidak bisa memikirkan kesenangan dia waktu itu, lantaran kamarnya yang remang-remang cuma bisa menggambarkan bola matanya yang indah mengerjap-ngerjap sembari mulutnya terbuka lebar serta keluarkan desahan-desahan panjang. 

Teriakannya semakin lama makin keras ketika vaginanya betul-betul basah, lantaran seprei dibawah selangkangannya sudah basah juga saya mulai memasukkan penis saya, waktu dia meraih orgasmenya yang ke-2. Dia kaget, ke-2 tangannya berupaya mendorong saya namun saya pegangi ke-2 tangannya serta mulai memasukkan penis saya sedikit untuk sedikit.

Hanya sepertiga dari penis saya yang dapat masuk kedalam vaginanya, toh saya tetap melakukan gerakan memompa keluar masuk pada saat dia mulai merasakan kenikmatan dan mungkin ia berpikir saya tidak akan bergerak lebih jauh ia mulai mengendurkan tangannya, pada saat itu kedua tangan saya mengangkat pahanya ke atas mendekati payudaranya sehingga vaginanya terbuka maksimal, saat itu dengan seluruh kekuatan saya dorong penis saya kedalam, kini penis saya telah seluruhnya berada di dalam liang kemaluannya.

Ia merintih dan melenguh nikmat, saya benar-benar menyukai rintihan kenikmatannya! Tapi sesaat saya kaget karena tidak melihat darah sedikit pun dimana-mana! Tapi saat itu otak saya tidak saya berikan kesempatan untuk berpikir lebih banyak.

Saya mulai dengan gerakan perlahan, dia menggerak-gerakkan pinggulnya, penis saya seperti dipijat-pijat. Saya merebahkan diri ke badannya dan dia mulai menggerayangi punggung saya, kemudian telapak tangannya mulai memegangi pantat saya.

Setiap kali saya mendorong masuk, kedua tangannya ikut mendorong pantat saya, seolah ia ingin menelan penis saya dalam-dalam. Rintihan dan lenguhan kami berdua saling bersahutan malam itu. Rintihannya semakin keras ketika saya berusaha memasukkan penis saya lebih dalam dan lebih dalam lagi.

Akhirnya kedua tangannya tergelepar kesamping terlepas dari pantat saya dan ia mulai mendapatkan orgasmenya yang ketiga. Saya memandangi wajahnya yang memerah, saya pandangi putingnya yang mengeras dengan bercak-bercak merah diseputar putingnya, kemudian saya cium dia di pipi, kening dan mulai mengulum bibirnya.

Saat itu saya kira dia sudah sangat kelelahan dengan ketiga ledakan kenikmatan yang dirasakannya, tangannya melemas dan nafasnya mulai teratur dan ia memeluk saya erat sekali. Pada saat itu saya mulai mempercepat hentakan penis saya kedalam vaginanya.

Kedua kakinya menyilang di belakang pantat saya dan mulai membantu menekan kedalam. Rintihannya kembali terdengar dan kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya, saya tertawa kecil dan menutup bibirnya dengan telapak tangan saya,

“Enak banget ya”, bisik saya ke telinganya yang mungil, ia mengangguk dan berkata

“Habis tadi dalem banget..” ia kemudian tersenyum dan kami berdua tertawa kecil. artseks.com

“Kamu belum dapet ya?” tanyanya, saya mengangguk sambil tetap mengayunkan pinggul saya perlahan.

“Kamu mau dapet lagi nggak?” tanya saya dengan sedikit menggoda. Ia hanya tersenyum, ketika itu badan saya mulai terasa pegal karena paha yang mengangkang terus-menerus. Akhirnya saya kembali mempercepat tempo dan ia mulai membuka mulutnya sambil mendesis-desis

“sshh.. ahh.. mmhh.. aahh.. ouuhh”, saya tak kuasa menahan lebih lama lagi, penis saya serasa meledak di dalam vaginanya. Kemudian saya meluruskan kaki saya dan berusaha mengeluarkan sisa-sisa air mani yang mungkin masih tertinggal.

Peluh di wajah saya jatuh menetes di pipinya yang putih mulus, ia menyekanya dan mengusap kening serta pipi saya. Dengan penis tetap berada di dalam vaginanya saya mencari-cari handuk yang tergeletak ditempat tidurnya. Saya seka pelipis saya, lehernya, dadanya serta ketiaknya.

Saya melepaskan penis saya perlahan-lahan, dia memandangi wajah saya sambil membuka mulutnya, ketika penis saya terdorong seluruhnya keluar ia mengeluarkan rintihan pendek. Saya berbaring disampingnya,

“Tetangga sebelah denger nggak ya?”, ia cuma tersenyum genit seraya berkata

“Yaa.. habis masukinnya dalem banget..” rengutnya manja sambil memegangi tangan saya. Kami berpelukan kemudian berguling-guling di kasurnya. Saya mulai menciuminya lagi,

“Badan gue lengket nich..”, tolaknya. Kemudian kita berpelukan lagi dan kembali berguling hanya kali ini karena terlalu ke bibir ranjang, saya terjatuh ke lantai dan kami berdua tertawa tertahan (khawatir para tetangga akan mendengar aktivitas kita berdua). Akhirnya ia mulai beranjak dan berjalan ke ruang tamu. Saya duduk di pinggir tempat tidurnya dan kembali berpikir,

“Kok nggak berdarah, sih?” tanya saya dalam hati. Tak lama kemudian ia muncul dan bersandar di pintu kamarnya, rok dan bajunya sudah dikenakan tapi CD-nya berada dalam genggamannya.

“Kenapa?” tanyanya,

“Ah, nggak.. cuma capek saja..” jawabku. Ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dan saya berjalan ke ruang tamu untuk memunguti pakaian saya. Tapi saya tetap tak habis pikir.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib