Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Selasa, 09 Agustus 2016

Cerita Seks Lily Seorang PSK Kelas Atas

Unknown

Lily Seorang PSK Kelas Atas

                                                                Gambar Cerita Seks

Lily Seorang PSK Kelas Atas

Pada akhirnya kutinggalkan Hotel Hilton yang sudah jadi rumahku sepanjang nyaris satu bulan ini, sesuai sama kontrak kerja sama juga dengan Om Lok. 

Sebelumnya meninggalkan kamar kuamati sesaat kamar itu, demikian banyak cerita yang sudah kulalui di sini, ranjang yang sudah jadi saksi bisu perjalanan hidupku yang penuh warna kelabu, duka serta duka (sedikit sukai) sudah kulewati, tidak ada rasa sedih waktu meninggalkan semua “kemewahan” yang ada, semuanya sudah siap kutinggalkan. 

Sebagian Room Boy melepasku dengan sedih, dengan kepaergianku pasti mereka tak akan memperoleh panduan yang nyaris setiap hari kuberikan dengan cara teratur sesudah membereskan kamar, mereka semua paham bakal profesiku, tidak dapat dipungkiri itu walau tidak pernah mengatakannya, terlebih saya kerap menolong keuangan jika mereka alami permasalahan. 

Kubagikan masing masing 100 ribu sesudah mengangkut semuanya barangku ke mobil, toh ini paling akhir serta saya meyakini serta tidak menginginkan bakal ketemu mereka lagi. 

Koh Wi, si pengacara menjemput serta membawaku ke Hotel Garden Palace. Dialah orang yang sukses membujukku untuk meninggalkan Om Lok serta hidup bersamanya, walau tidak terang hidup berbarengan seperti apa, namun bagiku yang utama hidup bebas dari ikatan Om Lok terlebih dulu, kemudian bagaimana jadinya, itu masalah belakang. 

Saya mesti keluar dari kandang buaya ini, tidak mungkin saja selama-lamanya di sini, tambah baik pergi pada saat masihlah diperlukan daripada diminta pergi sesudah manisnya badanku habis terhisap, pasti bakal begitu menyakitkan. 

“Kenapa anda ingin pergi Ly? ”, bertanya Om Lok sekian hari sebelumnya kontrakku selesai. 

Kutolak perpanjangannya lantaran saya menginginkan bebas mengatur hidupku sendiri, tak bergantung dia, saya juga memiliki hak atas diriku yang sampai kini senantiasa dalam genggaman orang lain, satu kehidupan yang dengan berniat “kugadaikan” diganti dengan limpahan materi, nyatanya kurasakan demikian gersang. 

“Aku menginginkan bebas Om”. 

“Kenapa? apa di sini kurang bebas? semuanya keperluan telah kucukupi, duit yang anda bisa tak menyusut sedikitpun, tamu juga selalu berdatangan tidak pernah sepi, anda menginginkan apa? Mobil? Nanti Om belikan BMW, tempat tinggal? Anda tentukan sendiri yang mana? Tinggal katakan saja”, Om Lok masihlah berupaya membujukku dengan iming iming beragam limpahan materi. 

Namun sudah pasti dia telah berhitung dengan jeli pada yang didapatkan serta yang bakal dia bisa, sesungguhnya itu juga beberapa besar yaitu hasil keringatku sendiri. 

Saya tetaplah bersikukuh untuk keluar, apa pun resikonya, terlebih Koh Wi telah berjanji mendukungku jika Om Lok melakukan tindakan beberapa macam, dia kan pengacaranya dalam banyak hal, pasti Om Lok tidak berani bila mesti bertemu dengannya. 

Pada akhirnya dia menyerah tidak sukses membujukku dengan beragam langkah serta iming-iming, tekadku telah bulat, tidak dapat ditawar lagi, hal ini dapat karena desakan dari Koh Wi kepadanya. Mulai sejak waktu itu Om Lok tidak pernah telephone terlebih datang ke kamarku, cuma anak buahnya yang memberitahu bila bakal ada tamu, sekalian memberi duit bagianku. 

Sekian hari paling akhir tamuku semakin banyak, tak pernah kurang dari 3 orang, rupanya Om Lok menginginkan memakaiku habis habisan sebelumnya saya terlepas dari genggamannya, bahkan juga di hari paling akhir saya mesti melayani 5 tamu dalam satu hari. 

Kugunakan peluang ini untuk mulai “marketing” diriku sendiri, dengan cara tidak segera kuberitahu mereka bila saya akan tidak di sini sebentar lagi, terlebih pada tamu tamuku yang telah jadi berlangganan. 

Kuberikan nomor pagerku, atas pertolongan Room Boy saya sudah memperoleh pager tanpa ada setahu Om Lok, maklum saat itu handphone masihlah belum sepopuler saat ini, nomernya masihlah terbatas sekali, terlebih di daerah Surabaya, masihlah memakai 082-310xx serta pesawatnya sebesar handy talkie, dapat untuk ganjal mobil mogok. 

Mujur sebagian tamu tidak keberatan memberiku nomor telephone, sudah pasti mereka yang telah yakin diri serta memercayaiku. 

Berniat kutinggalkan barang-barang pemberian Om Lok, terlebih gaun malam sexy, beberapa barang rumah tangga kubagi berikan ke Room Boy yang kupikir lebih memerlukan. 

Kutinggalkan kamar itu sebagai wanita yang sekalipun tidak sama dengan waktu masuk satu bulan waktu lalu, saat ini namaku Lily, nama pemberian Om Lok, tidak sama dengan nama pemberian orangtua yang telah kian lebih 25 th. kusandang (sudah pasti pembaca tidak butuh tahu siapa nama asliku). 

“Kita telah sampai”, kata Koh Wi menyadarkanku dari lamunan.

Nyatanya Mercy telah masuk pelataran parkir Hotel Garden Palace. Saya sendiri masihlah tidak tahu mengapa pilihanku jatuh ke Koh Wi, walau sebenarnya telah banyak tamu yang tawarkan diri untuk “melindungiku”, jadikan simpanannya, jadikan istri ke-2 dsb, namun saya lebih cenderung ke Koh Wi. 

Walau sebenarnya dia telah seusia papa-ku, berwajah tak ganteng bahkan juga menyeramkan dengan sedikit sisa cacar di mukanya. Mungkin saja lantaran dia 

“telah berjasa menuntun serta meyakinkanku” hingga saya miliki rasa yakin diri yang tinggi dalam melakukan profesi ini. Saya tidak berpikir materi sekarang ini, lantaran kurasakan perhatian serta kasih sayang sendiri darinya, di mana tidak kudapatkan dari beberapa tamu yang cuma melampiaskan nafsunya saja. 

Mungkin saja waktu itu saya sangat haus kasih sayang hingga jadi buta tak lihat fakta kalau dia telah berkeluarga serta memiliki anak seusiaku. 

Sesampai di kamar kubongkar bajuku serta kumasukkan ke almari, kamar itu cukup luas walau lebih kecil dari Hilton, bertopik Roman hingga kurasakan situasi tidak sama, panorama kota Surabaya yang lama tidak kunikmati tampak terang dari lantai 12. 

Hari ini kurasakan kembali kemerdekaanku yang sudah sebagian lama tergadai, hatiku demikian ceria dengan kebebasan ini. Kuutarakan niatanku beli mobil, Koh Wi berjanji membelikanku namun saya menampik, cemas kelak jadi satu ikatan serta kemerdekaanku kembali tergadai, pada akhirnya kuputuskan untuk beli Isuzu Panther dari hasil keringatku sendiri sepanjang nyaris satu bulan, tanpa ada pertolongan sedikitpun dari Koh Wi. 

Berniat tak kupilih sedan, selain untuk menghemat pengeluaranku, juga lantaran saya masihlah berkemauan mempunyai BMW yang masihlah belum terjangkau sekarang ini, sekurang-kurangnya harga jual kembali tidaklah terlalu jatuh, terlebih saya tengah melakukan renovasi tempat tinggal hasil pembagian harta waktu cerai dahulu, sampai kini tidak pernah kuperhatikan, tidak mungkin saja selama-lamanya saya tinggal di Hotel. 

Saya saat ini mesti memikirkan sendiri masalah keuangan, tidak tahu bagaimana pemasukanku kelak sesudah terlepas dari Om Lok, walau optimis namun masihlah belum tahu bagaimana nanti. 

Setelah mandi sore itu, kukenakan baju enjoy, celan pendek serta T-shirt polos, rambut kukuncir ke belakang tanpa ada make-up, toh dia bukanlah tamuku kesempatan ini, jadi saya lebih bebas. Koh Wi cuma memandangku dengan pandangan yang lain dari umumnya. 

“Kenapa? ” tanyaku. 

“Nggak, anda tetap masih cantik meskipun tanpa ada make-up atau asesoris lainnya”, pujinya lihat penampilanku yang apa yang ada. 

Saya cuma tersenyum serta duduk di pangkuannya. Sudah pasti penampilanku jauh tidak sama dengan waktu temani tamu, saat ini saya terasa seperti dirumah, tanpa ada beban untuk melayani serta memuaskannya dengan semua langkah. 

Koh Wi mencium pipiku, kami berciuman, tak tahu mengapa jantungku berdetak keras, walau sebenarnya telah berkali-kali kami berciuman terlebih dulu, namun kesempatan ini ada perasaan lain waktu saya mencium bibirnya, perasaan yang telah lama tidak kurasakan. 

Cukup lama kami sama-sama melumat, saya benar benar nikmati ciuman ini, tangan Koh Wi telah menjelajah ke dadaku, diremasnya ke-2 bukitku yang tanpa ada bra, saya menggelinjang dalam pangkuannya, tangannya menyusup dibalik kaos serta menyeka usap dadaku dengan lembut, semakin menggelinjang saya dibuatnya, ciumannya berpindah ke telinga serta leherku membuatku tidak tahan berlama lama dalam pangkuannya. 

Badanku turun turun ke bawah, dia melepas kaosku, kubuka resleting celananya serta kukeluarkan penisnya yang gede, berikut penis yang sudah “mem-perawani” saya pertama kalinya berprofesi, penis yang sudah berkali-kali membuatku terkapar dalam lautan kenikmatan seks. 

Kuusap gosokkan ke buah dada serta putingku, lantas kuciumi dengan gemas sembari kupermainkan lidahku di ujungnya, dia mendesis seraya mengelus serta membelai rambutku. Belaian beralih jadi remasan saat kumasukkan kejantanannya ke mulutku, desisnya semakin keras apalag waktu saya lidah serta bibirku menyusuri batang tegangnya. 

Sungguh kurasakan nikmat sendiri lakukan oral seperti ini tanpa ada paksaan, sebagian menit kupermainkan kejantanannya di mulutku. 

Dia merebahkanku di ranjang, dilepasnya celana pendek serta celana dalamku dengan sekali tarik, kagum lihat selangkanganku, walau sebenarnya telah berkali-kali dia menikmatinya, namun kesempatan ini memanglah lain, semalam sebelumnya saya tidur yang paling akhir kalinya di kamar itu, kucukur habis bulu bulu kemaluanku, menginginkan tampilan yang tidak sama sekalian meninggalkan semuanya “jejak” saat lantas. 

“Ha? Cantik.. ”, komentarnya lihat selangkangan gundul diantara kakiku. 

Saya cuma tersenyum tidak pernah berkomentar lantaran Koh Wi telah mendaratkan bibirnya di bibir vaginaku. Saya menjerit kaget serta nikmat, lidahnya dengan lincah menari nari di klitoris serta vagina, diselingi permainan jari jemarinya yang keluar masuk liang kenikmatanku, desahanku lepas bebas tanpa ada ke-pura pura-an, saya benar benar nikmati dengan setulus hati. 

Nyaris saja saya orgasme cuma dengan permainan mulut serta jarinya, bila saja Koh Wi tak selekasnya menghentikannya. Dia melepas semuanya bajunya tanpa ada bantuanku seperti umumnya, penisnya tampak besar menegang, masihlah memegang rekor penis paling besar dalam catatanku. 

Saya cuma telentang pasrah menunggu, dijilatinya ke-2 putingku yang telah besar agak kehitaman (terus-terusan dikulum serta disedot kuat, awalnya sih kecil kemerahan namun saat ini telah beralih, walau memiliki bentuk tetap masih kencang seperti terlebih dulu, saya begitu bersyukur di beri karunia buah dada yang indah, bahkan juga mungkin saja saya berani adu keindahan dengan Tamara Blezinski yang konon tuturnya memiliki buah dada terindah, Percaya diri saja lagi), lidahnya menyusuri leherku sebelumnya pada akhirnya badan gendut Koh Wi menindih. artseks. com 

Kusapukan penisnya ke vaginaku yang basah, perlahan-lahan namun tentu melesak isi rongga kewanitaanku, semakin lama semakin dalam sampai penis gede itu prima penuhi vaginaku, rintihan kenikmatanku bikin Koh Wi semakin gairah menciumi leher serta telinga, saya menggelinjang nikmat, terlebih sesudah dia mengawali kocokannya, perlahan-lahan serta kurasakan penuh perasaan.

Oh betapa nikmatnya, sudah lama tak kurasakan kenikmatan seperti ini, sudah lama kulupakan bersetubuh dengan penuh perasaan, kini kembali aku mengalaminya, suatu kenikmatan yang luar biasa, berkali kali kucium dan kulumat bibir Koh Wi. Kocokannya makin cepat, kuimbangi dengan gerakan pinggulku, tak kupedulikan apakah aku orgasme lebih dulu, tak kupedulikan apakah dia bisa puas apa tidak, aku ingin orgasme secepatnya sebelum dia.

Gerakanku penuh gairah, segairah hatiku membuat Koh Wi makin cepat mengocok, aku benar benar bermain total, tidak separuh hati seperti biasanya, kukerahkan segala imajinasi dan kemampuanku untuk mencapai puncak kenikmatan secepatnya, sebelum permainan menjadi liar seperti sebelum sebelumnya.

Harapanku terkabul, tak lebih 10 menit Koh Wi menyetubuhiku, aku langsung terbang ke puncak, kupeluk erat tubuhnya, jeritan kenikmatanku begitu lepas keluar dekat telinganya, dibalas pelukanku dengan kuatnya meski tak menghentikan irama kocokannya, justru membuatku melambung makin tinggi..

Dan langsung lemas terkulai tak berdaya dalam tindihannya. Meskipun aku tipe wanita yang bisa orgasme ber-ulang ulang, dan itu sudah terbukti, tapi kali ini aku langsung kehilangan tenaga sesaat setelah orgasme pertamaku, mungkin terlalu dipengaruhi perasaan dan terlalu bernafsu sehingga makan banyak energi, orgasme terindah selama ini.

Koh Wi hanya tersenyum melihat aku sudah tidak menggerakkan tubuhku, bahkan mendesaHPun rasanya berat. Koh Wi masih saja sabar seperti dulu, meski dia belum orgasme.

“Oke kita istirahat saja dulu”, katanya sambil turun dari tubuhku, padahal keringat belum sempat keluar dan rokok yang dinyalakan tadi belumlah habis.

“Kok tumben udah KO duluan, masih capek ya kemarin habis di-forsir habis”, katanya ketika kusandarkan kepalaku di dadanya, kami telanjang berpelukan.

Aku hanya tersenyum, tak mungkin dia mengerti perasaan yang tengah kualami, capek bukanlah alasan bagiku, itu hal yang biasa, apalagi kalau capeknya capek enak. Justru ini adalah rekorku, karena hari hampir menjelang malam baru kurasakan satu laki laki, biasanya paling tidak sudah 2 penis yang telah mengisi vaginaku untuk waktu seperti ini.
Sambil berpelukan kuelus elus penisnya yang masih tegang, aku benar benar menyukai penis ini.

Tak lama kemudian aku sudah bergoyang kembali di atasnya, tubuhku turun naik mengocoknya, desahan kami beriringan bersahutan, tangannya yang kekar membelai dan meremas kedua buah dadaku yang berayun ayun bebas sambil sesekali menyibakkan rambut yang menutupi mukaku.

Keringat kami mulai menetes deras, entah sudah berapa lama aku bergoyang pinggul di atas tubuhnya, kuputar pantatku hingga terasa penisnya mengaduk aduk rongga rongga di vaginaku, ouuhh.. betapa nikmatnya, meskipun ini yang kesekian kalinya kami bercinta, tapi masih saja kurasakan kenikmatan yang hebat, sudah beberapa kali kugapai puncak kenikmatan, tapi kepuasan memang tiada batas.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 komentar:

  1. Butuh Bandar Online terpercaya ?
    Yuk join aja menjadi member Di TogelPelangi

    Menyediakan permainan ;
    Togel
    Live dd48red blue

    serta memberikan prediksi terakurat

    DISKON Pemasangan :
    4D ; 66%
    3D : 59%
    2D : 29%

    Support 4 Bank terbaik :
    BCA
    MANDIRI
    BNI
    BRI

    Hot Promosi Jackpot Super Lucky
    Promo New Member
    Komisi Referal 1%

    Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar

    Info dan contact :

    BBM D8E23B5C
    LINE togelpelangi
    No telp.dan W.a +85581569708

    Silahkan bos



    BalasHapus
  2. CERITAAYO SEMUA BERMAIN DI TOGEL PELANGI
    JANGAN LEWATKAN PROMO DARI KAMI

    KONTAK KAMI :
    BBM : D8E23B5C
    WHAT APPS : +85581569708
    LINE : togelpelangi
    WE CHAT : togelpelangi
    LIVE CHAT 24 JAM : WWW-TOGELPELANGI-NET

    SALAM JACKPOT DARI KAMI :)

    BalasHapus

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib