Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Jumat, 05 Agustus 2016

Cerfita Misteri Nyata Santet Putri Petir Ancam Keluargaku

Unknown

Misteri Nyata terbaru Keluargaku di ancam santet petir

                                                            Gambar Santet Putri Petir

Misteri Nyata terbaru Keluargaku di ancam santet petir

Nafsu amarahku membara bergolak, seperti lahar panas digunung merapi yang bakal meletus, Bagaimana tak emosi, suamiku ketemuan dengan bekas pacarnya saat SMA di satu cafe di jakarta pusat, Gadis yang jujur saja masihlah cantik itu menggoda suamiku berkali-kali. 
 Mas januarto Arkahadi, 45 th., yang semula cuek, pada akhirnya dipengaruhi juga. mereka juga berdua makan malam di cafe Quetamalo di Hayam wuruk serta bercumbu bujuk, keduanya berdansa serta berciuman di kegelapan cafe. 
 " sabar, sabar Adinda, janganlah berbuat kekerasan, kau bakal terserang sanksi hukum pidana, " desis suamiku menahanku, ketika saya keluarkan pisau lipat untuk menghabisi Arzetti Bellini, 40 th., pada minggu awal hari jam 02. 00, lantai dansa remang-remang. 
 Saya berteriak histeris serta sekuriti cafe mengamankanku. Arzetty belina kabur keluar serta turun lewat lift serta pulang. " hai anjing kau, bangsat anda, mengganggu rumah tangga orang! " teriakku. Pisau lipatku disuruh satpam serta saya dibawa kantor sekuriti cafe itu berbarengan Mas Januarto Arkahadi. Sebelumnya di check mendalam saya tempeleng muka suamiku dengan keras, hidungnya berdarah serta ia mengakui salah. 
 saat saya ingin memukul muka suamiku lagi, sekuriti bernama zulkarnain menangkap tanganku. ''sudah bu, sabar bu, ayah telah menyesali tindakannya serta mohon maaf janganlah diteruskan, bila ibu masihlah nekad, ibu bakal di tangkap polisi dilaporkan sebagai KDRT, " kata sekuriti 
 Malam itu suamiku mencium kakiku serta menyesali tindakannya, diakuinya cuma iseng lantaran bolak-balik bekas kekasihnya yang genit itu menelepon serta mengajak ketemuan, mengajak berjumpa. Dengan argumen kasihan pada Arzetti itu, jadi Mas Januarto menyempatkan diri saat malam minggu itu dari kantor segera ke cafe dengan argumen kepadaku ada jamuan rekanan perusahaan berdasar pada perintah bos. 
 sesudah didamaikan oleh tim pengamanan cafe besar itu, saya serta Mas januarto Arkahadi pulang kerumah di alam sutra, tangerang selatan. Dua anakku sudah tertidur pulas di kamar semasing. Saya segera masuk kekamarku serta suamiku menyusul saya, dia berupaya mencumbu saya, tetapi saya masihlah panas serta menampik cumbuannya itu, tetapi dia tak menyerah, dia mencium tanganku, kakiku serta memohon supaya saya ingin melupakan momen itu serta memaafkannya dengan ikhlas. 
 Tetapi saya sedikit susah melupakan momen itu lantaran saya tidak suka penghianatan. terlebih penghianatan seseorang suami pada istrinya yang sakral menikah didepan penghulunya sepuluh th. lantas. 
 " ini yang pertama serta paling akhir adinda, janganlah geram lagi ya? Mas bersumpah akan tidak mengulangi lagi serta bersumpah akan tidak menjumpai Arzetti Belina lagi, jangankan ketemuan sama-sama telephone juga tak akan. Jadi itu nama serta nomer telephone Arzetti bakal mas hapus serta dibuang jauh dari kehidupan mas, ''ungkap suamiku lembut serta memelas. 
 Mobil lamborghini Mas Januarto diam-diam saya gunakan GPS, alat pemantau itu tunjukkan cafe Quetamalo di jalan hayam wuruk. Dari google maps saya tau persis cafe itu yaitu cafe mesum, tempat makan serta dansa untuk beberapa orang berselingkuh, Jadi itu jantungku berdetak hebat saat saya tahu suamiku ada di cafe mesum itu. Jangan-jangan dia ketemuan dengan wanita serta tengah bercumbu bujuk. 
 Jadi itu, saya keluarkan mobilku serta menelusuri jalan hayam wuruk serta temukan cafe quetamalo, saya naik keatas balkon serta temukan suamiku tengah dansa serta berciuman dengan bekas kekasihnya yang jelita walaupun tua itu, Arzetti Belina di sudut utara cafe itu. Saya yang miliki pisau lipat di mobil untuk melawan penodong ku bawa ke atas, kumasukan dalam tas serta nyaris saja saya membunuh Arzetti Belina yang genit itu. 
 Untunglah Arzetti Belina cepat-cepat kabur, bila tak, jantungnya bakal terluka oleh pisau lipatku, saat darahku di puncak angkara murka kemarahan. Tuhan masihlah membuat perlindungan Saya malam itu. Bila tak, jadi penjaralah saya di hari yang naas itu. 
 Walaupun mataku mengantuk namun saya tidak bisa memejamkan mata, Ya saya tidak bisa tidur, sesaat suamiku saya usir supaya tak tidur denganku. Dia ngeloyor kekamar belakang serta tidur sendirian di sana. Saya katakan saya masihlah lihat dia sebagai najis yang berciuman di remang-remang dengan Arzetti si biang kerok itu. 
 Muka Arzetti mendadak datang dsan menghantui fikiranku awal hari Minggu itu. Muka itu kuhapus, kulupakantetapi semakin dilupakan, dia jadi selalu datang, berwajah tersenyum pucat dengan matanya melotot kepadaku. 
 " hey, pergi kau, kenapa kau datang kerumahku? ''tanyaku, bicara sendiri, seperti orang hilang ingatan. 
 Saya mendengar angin deras menimpa rumahku. Sebagian waktu lalu turun hujan deras tersebut nada petir serta cahaya kilat yang tampak dari jendelaku, Terlihat di antara gordyn yang terbuka, saat saya ingin tutup gordyn, mendadak nada petir membahana serta menghantam kolam renang samping kamarku. Pohon palem rubuh serta terbakar, sesaat batu air terjun buatan terbongkar berantakkan di hantam petir itu. 

''Mas? lihatlah kekolam renang, kolam kita disambar petir! " teriakku. suaraku begitu keras serta anehnya, tak ada seseorangpun yang mendengarku. Dengan langkah cepat eku merangsek kebelakang, tempat dimana suamiku tidur. Demikian saya buka pintu kamar, Duh gusti saya merasakan badan suamiku gosong terbakar. Arkian, suamiku nyatanya tersambar petir. petir tidak cuma masuk kekolam, namun juga masuk kekamar di mana suamiku tidur serta menghanguskan badannya. 
 Oh, Tuhan nyatanya suamiku sudah wafat, Dia telungkup di bibir ranjang serta telah tak bernyawa lagi, Pagi itu saya menelepon adikku, polisi serta dokter hendarto langgananku, untuk lihat kondisi suamiku. Serta suamiku betul-betul sudah wafat duania. Dua anak gadisku, Amelia serta Susanti saya bangunkan serta mereka menangis histeris. 
 Dalam batinku bergolak hebat. Saya menyesal memukul serta memarahi suamiku. Bahkan juga kuusir dia dari kamar kami, jadi geser ke kamar belakang yang pada akhirnya jadi tujuan petir yang mengerikan itu. Saya terasa begitu bersalah serta menyesali perbuatanku yang kurasa sangat sadis pada suamiku terkasih Mas Januarto Arkahadi. Namun sudahlah ini yaitu takdir serta takdir itu datang tanpa ada dapat tidak diterima oleh siapa saja. Fikirku semuanya telah jadi skenario Allah Azza Wajalla, telah garis ketetapan yang perlu berlangsung di mana suamiku mesti wafat dalam kondisi seperi itu. 
 ''Takdir ya demikianlah takdir suamimu, yang perlu wafat dalam kondisi seperti itu. namun taukah kau kalau Akulah yang mengakibatkan suamimu tewas, kekasihku itu wafat, saya yaitu putri petir yang memerintahkan petir untuk membunuh kalian, maksud petir itu sesungguhnya dirimu serta ke-2 anakmu. Namun nyatanya salah kamar. kamar belakang tempat kekasihku tidur serta petir itu menyambar dia. tetapi ingat sesudah ini kaulah serta ke-2 anakmu yang jadi korbannya.. " kata satu nada terang mengiang terang di kupingku.

Semula kupikir cuma nada, Terngiang lantaran saya barusan terserang masalah psikologis akibat perselingkuhannya dengan suamiku. Tetapi sebagian waktu lalu cocok waktu adzan subuh, jam 05. 00 pagi hari. sosok Arzetti maujud, nampak didepan mataku. Cocok didapur, waktu saya memasak air panas untuk bikin kopi beberapa pelayat pagi itu. Arzetti nampak dengan muka putih pucat dengan mata menyala -nyala. " ingat kau yaitu korban selanjutnya, juga dua anakmu, ingat itu! ''bentaknya, sebagian waktu lalu menghilang dalam hitungan detik. 
 Kesempatan ini saya yakin ancamannya. Dia memanglah bukan manusia umum, namun manusia sakti mandraguna linuwih, dia miliki kekuatan lebih, dia dapat mengatur petir serta petir itu dapat menyambar siapa saja yang diinginkannya. Saya mesti selekasnya menyelamatkan diri serta selekasnya mencari orang pandai yang bisa membantuku, bila tak ancaman petir itu benar ada. Dua anakku yang begitu kucintai bakal terkena serta saya akan mati tersambar petir kirimannya. 
 Memanglah suamiku pernah narasi kalau bekas pacarnya saat SMA yaitu anak dukun hebat, ayahnya paranormal sakti mandraguna, orang mumpuni serta dukunsakti. " Arzetti juga memiliki bakat paranormal, jadi itu dia tak menikah, ketentuan gaibnya menyebutkan dia bisa terkait intim dengan pria, namun tak bisa menikah " narasi suamiku, sekian hari sesudah kami menikah. 
 " Dia pakar menggendam mulai sejak kelas satu SMA, ayahnya mendidiknya untuk jadi paranormal wanita di negeri ini. Sesudah pemakaman Mas Januarto di pondok jagung, malam harinya kami bikin tahlilan dirumah, tahlilan itu sampai tujuh hari sesudah kepergiannya. 
 Hari kedelapan saya mencari orang pandai yang tahu siapa ahli supramistika yang dapat menyaingi Arzetti Belina, maksudku agar pengetahuan petir yang digunakannya tak tembus pada diriku serta dua anak-anakku. Lewat majalah supranatural, saya temukan seseorang dukun wanita sakti juga yang tinggal di jawa barat. Nama dukun itu awalnya cuma inisial, lantas saya mencari dengan serius di mana alamat serta nomer kontaknya. Alhamdulilah saya peroleh nama Bunda ratu kidul, seseorang paranormal wanita titisan Ratu Kidul. 
 Saya selekasnya meningkatkan mpbil BMW kesukaanku berbarengan dua anak gadis kecilku menuju kerumahnya, yang terlebih dulu saya bikin kesepakatan lewt telephone serta dia menungguku dirumahnya di Depok jawa barat. 
 " kalian pernah jadi tujuan pembunuhan melalui santet petir. seseorang wanita sudah kulihat gambarnya diruang gelap yang dendam serta bakal menuntut balas padamu serta kalian bertiga bakal dimatikan dengan santet petir, ''desis Bunda Ratu, kepadaku, sesudah sebagian jam dia diruang prakteknya. 
 Satu ruangan yang cuma tertutup, serta cuma dia yang bisa masuk, jangankan orang lain keluarganya juga tak bisa masuk kekamar spesial itu. " seperti polisi dunia mistik harus juga diselidiki. kemudian, bila ada dua alat bukti yang cukup kalau seorang yang bakal lakukan tindak kejahatan dia bakal di penjarakan, " ungkap Bunda Ratu sembari tersenyum manis. 
 " Untung cepat-cepat datang, bila terlambat kalian bakal tersambar petir, santet petir yang mematikan, " lebih Bunda Ratu 
 Alhamdulillah sampai detik ini, petir yang meneror kami telah pupus, Bunda Ratu sudah mematahkan santet petir itu serta Arzetti Belina telah dihukum dengan cara gaib. Bahkan juga dia mohon maaf pada Bunda Ratu serta pada kami bertiga. Mulai sejak itu pengetahuan santet petir yang mematikan, jadi luntur. 
Arzetti kehilangan ilmunya serta pengetahuan sakti mandraguna itukehilangan kesaktiannya serta hancur. 
 Saat ini, Arzetti jadi berbaik-baik kepadaku, pada ke-2 anakku serta pada Bunda Ratu, dia mencium kaki bunda Ratu, supaya masalah pembunuhannya pada suamiku ditutupi, supaya janganlah jadikan masalah hukum pidana serta sebagai aksi pelanggaran hukum berat, menyingkirkan nyawa orang lain dengan santet petir yang mengerikan itu. 
 Arzetti Belinna telah dapat dibuktikan dengan alat buktiyang kuat, yang sangat mungkin untuk menyeret dianya sebagai pesakitan penjara. Namun lantaran kebaikan hatiku, hatu Bunda Ratu, jadi masalah itu ditutup rapat-rapat supaya Arzetti selamat dari hukuman, tetapi dengan catatan dia tak berupaya mengambil lagi pengetahuan santet petir itu dari leluhurnya. 
Arzetti berjanji supaya pensiun serta keluar dari jaringan mistik yang sampai kini melingkari kehidupannya. 

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib