Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Rabu, 03 Agustus 2016

Cerita Seks Tante Dasha Penyuka Sesama Jenis

Unknown

Tante Dasha Seorang Lesbian

                                                              Gambar Tante Lesbian

Tante Dasha Seorang Lesbian

Saya sukai menulis cerita seks mengenai sesama jenis di mana cerita percintaanku yang kutulis ini buka yang 
pertama kalinya, saya sukai berpetualang cinta kesempatan ini saya bakal bercerita cerita seksku yang pertama 
dengan rekan ibuku, peristiwa ini tak saya kira diman saya barusan masuk kelas 1 SMU serta waktu itu 
saya tinggal di Yogya 

Ibuku memiliki rekan namanya Ibu Dasha saya kerap memanggilnya dengan tante Dasha jalinan kami 
sungguh begitu dekat saya anggap telah sebagai saudara sendiri di rumahku. tante Dasha memiliki wajah 
yang cantik berwajah lebih muda daripada ibuku memanglah lantaran usianya juga cukup jauh. Umur Tante 
Dasha saat itu sekitaran 28 th.. Terkecuali cantik, Tante Dasha mempunyai badan yang langsing, namun 
padat serta seksi. 

Peristiwa ini berawal saat berlibur semester, saat itu ke-2 orang tuaku mesti pergi ke Madiun karena 
ada perayaan pernikahan saudara. 

Lantaran saya serta Tante Dasha cukup dekat jadi saya minta pada ibuku untuk bermalam saja dirumah Tante 
Dasha yg tidak jauh dari rumahku sepanjang 5 hari itu. Serta kebetulan suami Tante Dasha juga tengah di 
luar kota, lantaran memanglah suaminya kerap sekali ditugaskan ke luar kota, hingga Tante Dasha sering 
sendirian dirumah. 

Hari-hari pertama kulewati dengan beberapa bercakap sembari bercanda-ria atau shopping berdua dengan 
Tante Dasha, kerap juga kami bermain berbagai permainan seperti halma atau monopoli, lantaran memang 
Tante Dasha orangnya begitu pandai bergaul dengan siapapun. 

Saat satu hari, setelah makan siang, mendadak Tante Dasha berkata kepadaku, 

“Sar.. kita main dokter-dokteran yuk.. sekalian Sari Tante check beneran, mumpung gratis.. ” 
Memanglah kata Ibuku, dulu Tante Dasha pernah kuliah di fakultas kedokteran tetapi putus di dalam jalan 
lantaran menikah. 

“Ayoo.. ” sambutku dengan suka hati. 

Lalu Tante Dasha mengajakku ke kamarnya, lantas mengambil suatu hal dari lemarinya, rupanya ia 
mengambil stetoskop, mungkin saja sisa yang dipakainya saat kuliah dahulu. 

“Nah Sar, anda buka deh bajumu, selalu tiduran di ranjang, ” bisik Tante Dasha. 

“Baik Tante, ” kataku, 

lantas saya buka kaosku, serta mulai akan berbaring. 

Tetapi Tante Dasha katakan, 

“Lho.. BH-nya sekalian di buka dong, agar Tante mudah meriksanya.. ” 

Saya yang saat itu masihlah polos, dengan lugunya saya buka BH-ku, hingga saat ini terlihatlah buah 
dadaku yang masihlah mengkal. 

“Wah.. anda memang sungguh-sungguh cantik Sar.. ” kata Tante Dasha. 

Kulihat matanya tidak berkedip melihat buah dadaku, serta saya cuma tertunduk malu. 

Sesudah terlentang diatas ranjang, dengan cuma menggunakan rok mini saja, Tante Dasha mulai memeriksaku. 
Awal mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasa-rasanya dingin.., lantas Tante Dasha menyuruhku 
bernafas hingga sekian kali, kemudian Tante Dasha mencopot stetoskopnya. 

Lalu Tante Dasha tersenyum kepadaku, sembari tangannya menyentuh lenganku, lantas mengusap-usapnya 
dengan lembut,
“Waah.. kulit anda halus ya, Sar.. Anda tentu rajin merawatnya, ” tuturnya. Narasi Seks Pembantu 

Saya diam saja, saya cuma rasakan sentuhan serta usapan lembut Tante Dasha. Lalu usapan Tante Dasha 
bergerak naik ke pundakku. Kemudian tangan Tante Dasha merayap menyeka perutku. 

Saya cuma diam saja rasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Tante Dasha benar- benar merasa lembut, 
serta makin lama selalu jelas saya mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, beberapa hingga bulu 
tanganku merinding dibuatnya. 

Lantas Tante Dasha menambah usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masihlah mengkal itu, mengusap 
mengitarinya, lantas menyeka buah dadaku. Ih.. baru kesempatan ini saya rasakan yang seperti itu, rasanya 
halus, lembut serta geli, bercampur jadi satu. 

Tetapi selang beberapa saat, Tante Dasha hentikan usapannya. Serta saya sangka.. yah, cuma hanya ini 
tindakannya. Namun lalu Tante Dasha bergerak ke arah kakiku. 

“Nah.. saat ini Tante periksa sisi bawah yah.. ” tuturnya. 

Sesudah diusap-usap seperti tadi yang selalu jelas membuatku agak terangsang, saya cuma bisa 
mengangguk pelan saja. 

Waktu itu saya masihlah kenakan rok miniku, tetapi mendadak Tante Dasha menarik serta melepaskan celana 
dalamku. Sudah pasti saya keget 1/2 mati, 

” Ih.. Tante, kok celana dalam Sari di buka..? ” kataku dengan gugup. 

“Lho.. khan ingin di check.. pokoknya Sari tenang saja.. ” tuturnya dengan nada lembut sembari tersenyum, 
tetapi nampaknya mata serta senyum Tante Dasha penuh dengan maksud tersembunyi. 
Namun waktu itu saya telah tak dapat berbuat apa-apa. 

Sesudah celana dalamku diloloskan oleh Tante Dasha, Tante Dasha duduk bersimpuh dihadapan kakiku. 
Tante Dasha tidak berkedip memandang liang kewanitaanku yang masihlah mungil, dengan bulu-bulunya yang masih 
begitu halus serta tidak tebal. 

Lantas ke-2 kakiku dinaikkan ke pahanya, hingga pahaku menumpang diatas pahanya. Lantas Tante Dasha 
mulai mengelus-elus betisku, halus serta lembut sekali rasa-rasanya, lantas diteruskan dengan perlahan-lahan 
meraba pahaku sisi atas, lantas ke paha sisi dalam. Hii.. saya jadi merinding rasa-rasanya. 

“Tante.. ” suaraku lirih. 

“Tenang sayang.. pokoknya kelak anda terasa enak.. ” tuturnya sembari tersenyum. 

Tante Dasha lantas mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi semakin tak karuan rasa-rasanya. Lalu, 
dengan jari telunjuknya yang lentik, Tante Dasha menggesekkannya ke bibir kemaluanku dari bawah ke 
atas, 

“Aaahh.. Tantee.. ” jeritku lirih. 

“Ssstt.. hmm.. enak kan..? ” tuturnya. 

Mana dapat saya menjawab, terlebih Tante Dasha mulai melanjutkan lagi menggesekkan jarinya berulang- 
lagi. Sudah pasti ini membuatku semakin tidak karuan, saya menggelinjang-gelinjang, mengeliat-ngeliat 
ke sana-kemari. 

“Ssstthh.. aahh.. Tante.. aahh.. ” eranganku terdengar lirih, dunia terasanya berputar-putar, kesadaranku 
seperti terbang ke langit. 

Liang kewanitaanku rasa-rasanya telah basah sekali lantaran saya memang sungguh-sungguh terangsang sekali. 

Sesudah Tante Dasha terasa senang dengan permainan jarinya, Tante Dasha hentikan sejenak 
permainannya itu, namun lalu berwajah mendekati wajahku, saya yang pada sadar serta tak sadar, 
cuma dapat memandangnya pasrah. 

Berwajah makin dekat, lalu bibirnya mendekati bibirku, lantas ia mengecupku dengan lembut, rasanya 
geli-geli, lembut serta basah. Tetapi Tante Dasha tidak cuma mengecup, ia lantas melumat habis bibirku 
sembari memainkan lidahnya. 

Hii.. rasa-rasanya jadi semakin geli terlebih saat lidah Tante Dasha memancing lidahku, hingga saya tidak 
tahu mengapa, dengan cara perasaan jadi terpancing, hingga lidahku dengan lidah Tante Dasha sama-sama bermain, 
membelit-belit, sudah pasti saya jadi makin nikmat kegelian. 

Lalu Tante Dasha mengangkat berwajah serta memundurkan tubuhnya. Tak tahu apa lagi fikirku, saya toh 
telah pasrah. Serta eh.. hilang ingatan.. Tante Dasha menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, ke-2 pahaku 
ditempatkan diatas pundaknya, hingga ke-2 paha sisi dalamku seperti menjepit kepala Tante Dasha. 

Lantas tanpa ada sungkan-sungkan lagi Tante Dasha mulai menjilati bibir kemaluanku. 
“Aaa.. Tantee..! ” saya menjerit, meskipun lidah Tante Dasha merasa lembut, tetapi jilatan Tante Dasha 
itu merasa menyengat liang kewanitaanku serta menyebar ke semua badanku, 

Tetapi Tante Dasha malah menjilati habis-habisan bibir kemaluanku, lantas lidahnya masuk kedalam liang 
kewanitaanku serta menari-nari didalam liang kewanitaanku. Narasi Seks Pembantu 

Lidah Tante Dasha mengait-ngait ke sana-kemari menjilat-jilat semua dinding kemaluanku. Pasti saja 
saya semakin menjadi-jadi, menjerit-jerit tak karuan, 

“Aaahh.. Tantee.. aa.. auu.. aahh..! ” 

Saya menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat ke sana-kemari rasakan kegelian bercampur 
dengan kesenangan yang sangat begitu. Tetapi Tante Dasha dengan kuat memeluk ke-2 pahaku di antara 
pipinya, hingga meskipun saya menggeliat ke sana-kemari, tetapi Tante Dasha tetaplah memperoleh yang 
dikehendakinya.
Jilatan-jilatan Tante Dasha benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan, liang kewanitaanku
sudah benar-benar banjir dibuatnya, membuat Tante Dasha menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-
jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot liang kewanitaanku.

Cairan lendir liang kewanitaanku bahkan disedot Tante Dasha habis-habisan. Sedotan Tante Dasha di
liang kewanitaanku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan.

Kemudian Tante Dasha sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir kemaluanku, lalu
disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Tante Dasha, rupanya Tante Dasha
mengincar klitorisku. Tante Dasha menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya klitorisku,

“Aaahh..” tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu
bagian yang paling sensitif buatku.

Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Tante Dasha malah menekan pahaku ke
bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil dihisap-hisapnya,

“Aaa.. aauuhh.. aahh..!” jeritku semakin menggila.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang amat sangat, yang ingin keluar dari dalam liang kewanitaanku,
seperti mau kencing, dan aku tak kuat menahannya, namun Tante Dasha yang sepertinya sudah tahu,
malahan menyedot klitorisku dengan kuatnya sehingga,

“Tantee.. aahh..!” tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar
kujepit dengan kuat pipi Tante Dasha dengan kedua pahaku di selangkanganku.

Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan liang kewanitaanku, banyak sekali dan
tampaknya Tante Dasha tidak menyia- nyiakannya, disedotnya liang kewanitaanku, dihisapnya seluruh
cairan yang keluar dari liang kewanitaanku. Tulang-tulangku terasa lolos, lalu tubuhku terasa lemas
sekali.

Tante Dasha kemudian memelukku, lalu mengecup bibirku.

“Gimana Sar.. enak khan..?”

BAca Juga Cerita Sex Agensi Modelling

Namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil
tersipu malu. Aku tidak percaya bisa diperlakukan begini oleh Tante Dasha, dan tidak pernah kusangka,
karena sehari-hari Tante Dasha tampak begitu cantik dan anggun. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas
terlelap di pelukan Tante Dasha.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan-perasan aneh berkecamuk
dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Tante Dasha telah berupaya
menenangkanku dengan lembut.

Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, abisnya kalau
diingat-ingat sebenarnya enak sich hi.hi.hi.. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Tante Dasha,

Tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol kesana-kemari, sampai akhirnya Tante
Dasha menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk
malu-malu.

Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertamakali aku merasakan yang namanya seks. Setelah pengalamanku
dengan Tante Dasha itu barulah aku mulai bertualang dimana akhirnya aku mau mencoba bercinta dengan
lain jenis.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib