Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Kamis, 04 Agustus 2016

Cerita Seks Dewasa Menikamati Indahnya Perselingkuhan

Unknown

Kunikamati Indahnya Perselingkuhan

                                           Gambar Menikamati Indahnya Perselingkuhan

Kunikamati Indahnya Perselingkuhan

Awalannya saya cuma iseng mengobrol isi waktu senggang di saat jam istirahat, Tetapi makin lama Ratih satu diantara staffku yang agak manis jadi penasaran serta ajukan pertanyaan lebih jauh mengenai puncak kesenangan. Ya satu misteri yang nampaknya gampang tetapi sulit disibakkan. 

Memanglah sangat banyak wanita yang belum sadar bakal makna utamanya satu puncak kesenangan, bahkan juga menurut riset cuma 30% wanita yang bisa mencapai puncak kesenangan, banyak beberapa hal yang memengaruhi wanita dalam mencapai puncak kesenangan, baik dari aspek si wanitanya maupun dari aspek prianya atau bahkan juga dari situasi, perasaan, dan lain-lain. Termasuk juga Ratih satu diantara staffku ini, sepanjang menikah 2 th. lantas, dia belum tahu apakah itu puncak kesenangan, yang dia paham cuma rasa enak waktu kemaluan pasangannya masuk kewanitaannya, Serta selesai waktu kemaluan pasangannya menyemprotkan cairan hangat dalam kewanitaannya. 

Saya cuma geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lantas saya korek lebih jauh mengenai perasaan, pemanasan, style, saat, dan sebagainya mengenai hubungan dengan pasangannya, Dengan malu-malu Ratih juga bercerita dengan jujur kalau sampai kini memanglah dia sendiri penasaran dengan apa yang namanya puncak kesenangan tetapi dia tidak tahu mesti bagaimana, yang pasti waktu terkait dengan pasangannya dia cukup pemanasan, bahkan juga pasangannya suka mengoral kewanitaannya hingga banjir, serta sepanjang kemaluan pasangannya masuk sekalipun tak ada rasa sakit, yang ada cuma enak saja tetapi tak bertepi, rasa-rasanya menggantung tak ada ujung, serta tahu-tahu telah selesai dengan keluarnya air mani pasangannya kedalam kewanitaannya. 
“Kira-kira berapakah lama kemaluan pasangan anda bertahan dalam kewanitaan anda? ” tanyaku. 
“Mungkin sekitaran 10 menit” jawabnya tentu. 
“Gaya apa yang digunakan pasangan anda? ” 
“Macam-macam, Pak, jadi hingga menungging segala” 
Saya cuma tersenyum mendengar jawabannya yang polos. 
“Kira-kira berapakah besar kemaluan pasangan anda? ” 
“Berapa ya?, saya tidak paham Pak! ” jawabnya bingung. 
Akupun jadi bingung dengan jawabannya, namun saya ada tak kekurangan akal. 
“Waktu anda genggam miliki pasangan anda gunakan tangan, masihlah ada lebihnya tak? ” 
Ratih diam sesaat, mungkin saja tengah mengingat-ingat. 
“Kayanya masihlah ada lebih, cocok kepalanya, Pak! ” 
Saya tidak bisa menahan senyumku. 
“Maksud anda, ‘helm’nya masihlah muncul? ” 
“Ya! ” Ratihpun tersenyum juga. 
Saya suruh tangannya menggenggam, saya pandangi dengan cara bercintaama tangannya yang tengah mengepal, yang ada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Tetapi saya sadar kalau saya di tempat umum. 
“Aku prediksikan kemaluan pasangan anda memiliki ukuran 10-14 cm, bermakna masihlah normal, Tih! ” 
“Bagaimana dengan kekerasannya? ” tanyaku lagi. 
“Keras sekali, Pak, seperti batu! ”

Saya diam sesaat coba berpikir mengenai penghalangnya mencapai puncak kesenangan, sebab dari perbincangan tadi kelihatannya tak ada permasalahan dalam kehidupan bercintanya, namun mengapa Ratih tak dapat mencapai puncak kenikmatannya? 
“Kok diam Pak? ” 
“Aku lagi mikir pemicunya. ” 
“Apa mungkin saja permasalahan lamanya, Pak? Sebab kelihatannya saya sedikit lagi ingin meraih ujung rasa enak, namun pasangan saya keburu keluar” terangnya.  
Saya diam sesaat, coba mengolah kata-katanya, namun tidak lama Ratih sendiri menyanggahnya. 
“Tapi, mustahil kali, Pak, sebab meskipun terkadang lebih lama dari sepuluh menit, namun tetaplah saya terasa nyaris di ujung selalu, tanpa ada pernah teratasi. ” 
Saya sedikit tahu tujuannya, 
“Maksud anda, bila 10 menit anda maunya semenit lagi? Tetapi bila 12 menit atau 15 menit juga anda maunya tetaplah semenit lagi? ” tanyaku. 
“Ya, benar, mengapa ya Pak? ” 
Saya saat ini mulai tahu posisi sesungguhnya, besar kemungkinan ada titik dalam kemaluannya yang belum tersentuh dengan cara optimal, Itu rangkuman sesaat, Tetapi saya belum pernah mengatakan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis. 
“Ya telah Tih, kelak kita terusin lewat SMS, oke? ” 
“Oke deh! ” sahutnya riang sembari meninggalkan saya. 
Di meja kerjaku, saya kembali pikirkan betul-betul permasalahan yang Ratih hadapi, sesungguhnya ada kemauan untuk memakai peluang dalam kesempitan, lantaran sesudah saya sebagian fikir Ratih miliki keunggulan di Payudara serta bokongnya yang besar juga kulitnya yang bersih dengan rambut-rambut halus, Tetapi Ratih akrab dengan pasanganku, serta saya sendiri kenal telah lama dengannya serta pasangannya, ini yang jadi permasalahan, Lama saya berpikir, pada akhirnya saya putuskan untuk coba menolongnya semampuku tanpa ada menginginkan apa pun darinya, Saya meyakini saya dapat membantunya berbekal pada pengalamanku sampai kini. 

Saya kirim SMS padanya, “Tih, Kelihatannya permasalahan anda agak kompleks, Bila pernah, dapat tak kelak pulang kerja kita mencari tempat yg enak utk mengobrol? ” 
5 menit saya tunggulah belum ada jawaban juga, Saya jadi tegang sendiri, bebrapa janganlah dia geram, lantaran saya dikira kurang ajar, Namun untunglah tidak lama HPku bergetar 2x tandanya SMS masuk, Saya segera saksikan pengirimnya Ratih, saya baca berisi. 
“Boleh, namun janganlah ditempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya” 
Saya tersenyum membaca balasannya yang sedikit bergurau, lantas saya balas kembali, 
“Tih, janganlah salah tangkap ajakanku ya.. saya hanya tak enak saja bila kita sangat mencolok, lantaran anda pasangan orang & saya pasangan orang juga” 
Secara singkat Jam 5 sore kami janjian ketemu di satu tempat tinggal makan yang nyaman di daerah Jakarta timur, Situasi tempat tinggal makan yang agak temaram memberi santai percakapan kami, Sembari makan kami meneruskan percakapan kami yang tadi siang, Saya sampaikan rangkuman sementaraku kalau ada kurang sentuhan di daerah kemaluannya, saya anjurkan supaya kelak malam mencari titik itu apabila telah ketemu saya suruh Ratih memohon pada pasangannya untuk menghimpit lebih kuat waktu jalinan intim, Ratih mengangguk tahu. 
“Menurut Ayah, apakah badan saya cukup bagus? ” 
Mendadak saja Ratih ajukan pertanyaan seperti itu. Saya kaget mendengarnya, bermakna peluang Ratih kurang yakin diri dengan badannya, serta menurut yang saya tahu ini begitu beresiko untuk mencapai puncak kesenangan.

“Tih, dalam satu jalinan intim, Janganlah terasa badan anda buruk atau kemaluan anda tak wangi atau payudara anda buruk atau apa sajakah yang menurut anda negatif, itu aspek yang begitu utama dalam mencapai puncak kesenangan, Ingat Tih, bila badan anda tak bagus kan mustahil pasangan anda ingin mencumbu anda, serta ingin terkait dengan anda! ” 
“Justru anda mesti berpikir kalau muka serta badan anda begitu bagus, buktinya pasangan anda minta terus-terusan, kan? ” 
“Tapi, saya tak nyaman dengan perut saya yg tidak ramping” 
“Tih, yang lebih gendut dari anda banyak, ingat itu, lagian menurutku perut anda tidaklah terlalu gendut, Umum saja! ” jawabku tegas. 
“Pokoknya malam ini, anda cobalah untuk menyingkirkan rasa tak yakin diri anda, serta waktu ada sentuhan nikmat yang anda katakan tak berbuntut, suruh pasangan anda menekannya lebih kuat, itu saja dahulu, besok saya tunggulah beritanya! ” 
Saya jadi berkesan menyuruh, mungkin saja lantaran dikantor Ratih bawahanku, hingga jadi rutinitas. Lantaran saat telah memberikan jam 19. 00 kami juga pulang ke tempat tinggal semasing, saya antar Ratih hingga tempat dia umum menanti angkot. 

Esok paginya, Saya barusan ngopi serta HP baru saya aktifkan, Telah ada pesan dari Ratih, bunyinya singkat, “Belum sukses, Pak! ”. 
Saya saksikan di kirim jam 23. 10 malam, bermakna peluang Ratih mengirimnya waktu baru usai terkait dengan pasangannya. 
Hingga dikantor saya baru membalas SMSnya. 
“Memang mengapa? ” 
Tidak lama Ratih juga membalasnya. 
“Tidak tahu mengapa, apa kelak sore kita dapat ketemu lagi, Pak?, saya terasa nyaman mengobrol dengan Ayah. ” 
Saya berpikir mengenai makna pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau cuma perasaanku saja? Atau memanglah dia cuma menginginkan mengobrol saja? Sebagai lelaki terang saya mustahil menolaknya, Sorenya kami janjian ditempat yang kemaren, serta ungkapan Ratih yang jujur begitu mengagetkanku. 
“Pak, selalu jelas, hasrat saya untuk meriah puncak kesenangan jadi lebih kuat, namun herannya jadi saya inginnya dari Ayah, Entahlah saya meyakini sekali saya dapat mencapainya berbarengan Bapak” 
Jantungku merasa berhenti berdetak mendengarnya, belum usai saya menentramkan fikiranku, Ratih kembali meneruskan perbincangannya. 
“Tapi bukanlah bermakna saya menginginkan terkait dengan Ayah lho, saya cuma menginginkan tahu mengapa perasaan saya begini? ” 
Saya cuma diam, tetapi saya mengambil rangkuman dalam hati kalau peluang Ratih berkesan dengan saya lantaran saya atasannya, mungkin dia tanpa ada sadar mengagumi akan lewat cara kerjaku, atau apalah yang terkait dengan pekerjaan, Lantaran bila dengan cara fisik mustahil, tambah lebih ganteng serta atletis pasangannya daripada saya. 
Tetapi hal semacam ini tak saya ungkapkan padanya. 
Situasi hening di antara kami sebagian waktu, namun mendadak saja tangan Ratih mencapai tanganku, 
“Pak. ” Cuma itu yang keluar dari mulutnya 
Tatapan mata kami beradu, Saya lihat ada gairah di sana, Saya balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya merasa menyebabkan percik-percik gairah diantara kami, Pada akhirnya saya beranikan diri untuk mengajaknya, 
“Tih, Bagaimana bila kita diskusi segera dengan praktik untuk mencapai puncak kesenangan anda? ” suaraku merasa agak bergetar, mungkin saja agak canggung. 
“Terserah Ayah deh” jawabnya manja sembari mencubit tanganku. 
Pucuk dicinta ulampun tiba, saya selekasnya membayar makanan kami serta segera menuju hotel, selama jalan ke hotel, jari-jari kami sama-sama bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Serta setelah tiba di kamar hotel yang asri, Kami lamgsung mulai.. Walau awalannya agak canggung, Tetapi pada akhirnya kami bisa nikmati semua, 
Masih tetap dalam kondisi kenakan pakaian, saya memeluk badan Ratih yang padat, bibir kami sama-sama melumat lembut, terkadang lidah kami sama-sama kait serta sama-sama dorong, hingga gairah di dada kami makin membuncah, Satu per satu baju kami bertebaran dilantai, bersamaan dengan nafsu kami yang makin menggebu, Saat ini Semua organ badanku bekerja untuk penuhi keinginan Ratih, saya rebahkan badan mulusnya di ranjang, sungguh panorama yang indah serta mendebarkan, dengan kulit badan yang putih bersih kontras dengan rambut-rambut halus dipermukaan kulitnya terlebih di kemaluannya yang demikian lebat menghitam. Saya segera mengelus payudaranya yang padat dengan lembut, sesaat mulut serta lidahku menciumi serta menjilati centi untuk centi badannya tanpa ada teratasi,

“Tubuh kamu bagus sekali, Tih!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.
Sementara Jilatanku sudah sampai pada kemaluannya, aku sibakkan rambutnya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung kemaluannya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting payudaranya yang semakin mencuat, Sehingga membuat Ratih mengerang dalam nikmat, Sementara Ratih pun tidak tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yang satunya lagi meremas-remas dan mengocok kemaluanku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yang aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya pasangannya, Gairah yang membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih puncak kenikmatan.
Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Ratih sendiri yang tidak tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang kemaluanku untuk dibimbing kedalam lubang surganya, Perlahan, centi demi centi, kemaluanku memenuhi rongga kemaluannya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat dikemaluanku, Cengkraman kemaluannya yang begitu kuat terasa mengurut kemaluanku, Ratih terus menggoyangkan bokongnya yang bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Ratih berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas puncak kenikmatannya,
Aku berhasil mengantarnya meraih puncak kenikmatan, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
“Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.
Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih puncak kenikmatan, Ratih begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Ratih bisa meraih puncak kenikmatannya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah puncak kenikmatan tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan puncak kenikmatanku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah bokongnya yang bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam air maniku, sentuhan buah bokongnya di pangkal kemaluanku menambah sensasi tersendiri.
“Tih, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
“Di dalam aja Pak, cepat sodok yang kuat!” erangnya.
Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas puncak kenikmatanku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Ratih yang telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam lubang kemaluan Ratih.
Yah, kami puncak kenikmatan berbarengan, Sungguh nikmat sekali.
Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Ratih kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya pasanganku sekali puncak kenikmatan tidak bisa lagi puncak kenikmatan, Namun memang pernah aku baca ada wanita yang seperti Ratih.
Akhirnya waktu jualah yang harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan pasanganku dan Ratih dengan pasangannya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Ratih yang tidak bisa aku lupakan, Kemaluannya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Ratih sendiri pun jelas sangat membutuhkan puncak kenikmatan dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan pasangannya, entahlah sampai kapan.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib